KBM Tatap Muka di Purwakarta Berlaku jika Guru Usai Divaksin
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka untuk sekolah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat pada masa pandemi COVID-19 bakal diberlakukan. Pelaksanannya akan dilakukan dengan uji coba, untuk meminimalisir potensi munculnya klaster penularan COVID-19. Selain itu juga dengan memperketat protokol kesehatan.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menjelaskan kegiatan belajar tatap muka direncanakan mulai dilaksanakan pada Juli 2021. Dalam uji coba, lanjut Anne, pihaknya kembali menata ulang area yang disarankan belajar tatap muka berdasarkan zona risiko penularan.
"Kami harapkan risiko COVID-19 terus menerus dan langsung kami evaluasi. Tapi, kami bisa lakukan (KBM tatap muka) di beberapa kecamatan yang memang sudah ditetapkan zona hijau," ujar Anne dalam keterangan persnya, Senin 15 Maret 2021.
Baca juga: Demokrat Ungkap Eks Wakapolri Syafruddin Ditawari Waketum di KLB
"Ketika kami sudah lakukan evaluasi dan masuk zona hijau. Maka KBM tatap muka bisa kami mulai Juli ini sambil melihat persiapan dari sekolah-sekolah mengenai protokol kesehatannya. Sebelumnya juga sudah lakukan vaksinasi kepada para tenaga pendidikan yang justru menjadi nilai tambah pertimbangan," tambahnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto menambahkan, kepastian kembalinya belajar tatap muka mengacu pada hasil uji coba. Jika celah penularan meningkat dan ada perilaku abai terhadap protokol kesehatan COVID-19.
"Kita akan mulai sekolah lagi. Tapi, dengan protokol kesehatan yang ketat," ujar Purwanto.
Untuk kegiatan belajar mengajar tatap muka, teknisnya setiap lima siswa bergilir ke sekolah dan dibimbing oleh satu guru. Jadi, lanjut Purwanto, untuk uji coba diterapkan dengan pembelajaran tatap muka dalam skala kecil.
Selain itu, praktek belajar wajib oleh guru yang sudah melakukan vaksinasi. Serta, adanya izin dari orang tua siswa. Rencana ini, menurutnya, merupakan salah satu upaya untuk mempercepat normalisasi pembelajaran siswa.
"Saat ini, vaksinasi COVID-19 sudah menyasar tenaga guru, termasuk penjaga sekolah. Jika vaksinasi ini sudah rampung, maka seluruh guru dan SDM di sekolah telah divaksin. Dengan begitu, pembelajaran normal diharapkan bisa segera terwujud," jelasnya.