Kemenkes Buka-bukaan Soal Heboh Vaksin Sinovac Kadaluarsa Akhir Maret

Warga Kota Malang jalani vaksinasi sinovac.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lucky Aditya.

VIVA – Kementerian Kesehatan menanggapi pro-kontra yang kini ramai diperbincangkan masyarakat mengenai vaksin Sinovac yang memasuki masa kedaluwarsa pada 25 Maret 2021.

Angka Pneumonia Anak Masih Tinggi, Inilah Jadwal Imunisasi Terbaru dari IDAI untuk Vaksin PCV

Juru Bicara Kementerian khusus Vaksinasi, Nadia Tarmizi, mengatakan,informasi yang beredar itu perlu diluruskan. Sebab, masa kadaluwarsa yang akan habis adalah vaksin CoronaVac. Dan untuk jenis itu disebut sudah habis digunakan, meski sama-sama diproduksi oleh Sinovac.

"Mengenai vaksin Sinovac, vaksin yang akan kedaluwarsa ini adalah vaksin Coronavac (Merek vaksin yang diproduksi Sinovac) yang berbentuk botol kecil atau vial yang berisi satu dosis,” ujar Nadia dikutip dari pernyataannya secara virtual, Minggu 14 Maret 2021.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Baca juga: Tim SAR Evakuasi Pendaki Gunung Lompobattang yang Jatuh ke Jurang

Menurut Nadia, vaksin Coronavac adalah periode pertama yang dikirimkan pada awal dan akhir Desember tahun lalu. Total nya sebanyak tiga juta dosis. Vaksin itu tegas Nadia, berbeda dengan vaksin yang diberikan kepada tenaga publik baru-baru ini dan kelompok lanjut usia.

Bio Farma Raih Kontrak Ekspor Vaksin Rp 1,4 Triliun, Erick Thohir Dorong Produksi

"(Vaksin saat ini) menggunakan kemasan botol besar atau vial yang berisikan 10 dosis atau dapat diberikan kepada 10 orang sasaran vaksinasi," tutur Nadia yang juga menjabat Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui, proses vaksinasi COVID-19 saat ini belum optimal. Salah satu alasannya karena dosis nya masih terbatas. Namun, ia bilang mulai semester II-2021, dipastikannya vaksinasi akan cepat.

Budi menyebut, hingga semester I tahun ini, dosis vaksin yang dimiliki Indonesia baru sebanyak 70-80 juta. Untuk itu, supaya mencapai target 363 juta dosis akan bisa dilakukan mulai semester II-2021.

Dengan kapasitas vaksin hanya 70-80 juta maka masyarakat yang divaksin baru bisa sebanyak 24 persen nya dari target 181,5 juta.

"Akibatnya, sisanya yang kira-kira 75 persen akan tersedia mulai Juli," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya