Wali Kota Malang: Kita Tetap AHY, Tetap Satu Komando

Wali Kota Malang Sutiaji
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lucky Aditya (Malang)

VIVA – Wali Kota Malang Sutiaji menegaskan, dirinya solid mengikuti komando Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sutiaji yang merupakan kader Demokrat itu merasa berutang budi dengan kepengurusan Demokrat AHY.

Harga Tiket Pesawat Turun hingga 10 Persen saat Nataru

Salah satunya, karena telah memberikan rekomendasi hingga dirinya kini menjadi orang nomor satu di Kota Malang.

"Kita tetap AHY tetap satu komando, kita solid karena yang memberikan rekomendasi saya untuk maju jadi Wali Kota adalah pengurus Demokrat yang sekarang bersama AHY," kata Sutiaji, Selasa, 9 Maret 2021. 

Sri Mulyani Ungkap Investasi di KEK Capai Rp 205,2 Triliun, Sudah Serap 132.227 Tenaga Kerja

Baca juga: Pria di Tangerang Nekat Bakar Rumah Mantan, Begini Kronologinya

Sutiaji mengatakan, sejak awal isu kudeta ketua umum Partai Demokrat mencuat. Dirinya menegaskan bersama AHY. Menurutnya, Indonesia adalah negara religi yang mengedepankan etika dan moral. Dia menegaskan mayoritas kader Partai Demokrat tidak menghendaki KLB.

Fakta Menarik Di Balik Penunjukkan Merry Riana oleh AHY Sebagai Staf Khusus Kemenko IPK di InspiraFest Day to Grow

"Saya sudah buat pernyataan, bahwa Indonesia negara religi bentuk apapun yang tidak sesuai moral harus kita lawan. Kalau sekarang mayoritas Partai Demokrat kan tidak menghendaki KLB. Termasuk saya, karena Indonesia ini memiliki moral dan nilai kebaikan. Kita kembali pada diri masing-masing," ujar Sutiaji. 

Sutiaji mengatakan, KLB bisa saja dilakukan asalkan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Demokrat. Antara lain, ketua umum mengundurkan diri, ketua umum meninggal dunia hingga dan dikehendaki oleh mayoritas kader partai.

"Mekanisme yang harus dilakukan adalah yang benar. KLB itu sah tetapi harus dilakukan oleh internal. Dalam kondisi mungkin ketua umumnya sedang tutup usia, mengundurkan diri itu kan ada di AD/ART," tutur Sutiaji.

Seperti diketahui, KLB Demokrat di Hotel The Hill, Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, diinisiasi eks kader seperti Jhoni Alen Marbun dan kawan-kawan. KLB itu menghasilkan keputusan memilih Moeldoko sebagai ketua umum. 

Jhoni menyebut KLB tersebut adalah suara hati kader yang ingin Demokrat kembali ke jalurnya yang demokratis.

AHY pun langsung menolak KLB itu. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku tak menyangka Moeldoko benar-benar melakukan pengambilalihan kepemimpinan partai Demokrat. Padahal, kata SBY, sebulan sebelumnya Moeldoko mengaku tidak tahu-menahu dengan urusan internal Demokrat.

"Hari ini sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di negara yang kita cintai ini. Memang banyak yang tercengang. Banyak yang tidak percaya bahwa KSP Moeldoko yang bersekongkol dengan orang dalam benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini," kata SBY dalam konferensi pers, Jumat malam, pekan lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya