Survei Parameter Politik: Elektabilitas Golkar Ada di Urutan 2 Besar

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dalam acara puncak HUT ke-56 Partai Golkar.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Lembaga survei Parameter Politik Indonesia merilis hasil riset terbaru terkait 'Evalusi Kinerja Pemerintah dan Jalan Panjang Menuju 2024'. Salah satu temuan dalam survei menyangkut elektabilitas partai politik menuju Pemilu 2024.

Indikator Politik: Elektabilitas Pramono-Rano Ungguli Ridwan Kamil-Suswono di Jakarta

Hasil survei menempatkan Golkar dengan elektabilitas berada urutan kedua nasional setelah PDIP. Golkar berhasil menggeser Partai Gerindra.

Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia, Adi Prayitno menyampaikan terkait elektabilitas, responden dalam survei diajukan pertanyaan 'Jika pemilu legislatif dilakukan saat ini, partai politik apa yang akan Anda pilih?'

Jelang Pencoblosan Pilgub Jatim, Survei Elektabilitas Khofifah-Emil Tertinggi

PDIP diketahui ada di urutan pertama dengan elektabilitas tertinggi yaitu 25,1 persen. Posisi kedua ada Golkar dengan elektabilitas mencapai 11,4 persen. Sementara, Gerindra di urutan kedua dengan elektabilitas sebesar 10,9 persen. 

"PDI-P sementara masih menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi 25,1 persen disusul Partai Golkar dengan 11,2 persen dan Partai Gerindra 10,9 persen," ujar Adi dalam keterangannya yang dikutip pada Kamis, 25 Februari 2021.

Indikator Politik: Dedi Mulyadi Unggul Telak 71,5 Persen di Pilgub Jawa Barat

Dia menjelaskan moncernya Golkar dalam elektabilitas karena partai berlambang pohon beringin itu konsisten dalam kancah politik Indonesia. Hal ini merujuk Golkar tak pernah terlempar dari posisi tiga besar di setiap pemilu. 

"Ini membuktikan jika Golkar mempunyai kader yang militan. Golkar juga secara tradisional selalu memiliki pendukung yang setia di berbagai daerah," jelas Adi.

Berbeda dengan Gerindra yang dalam survei kali ini elektabilitasnya agak melorot. Untuk partai lain, PKB ada di urutan empat dengan elektablitas 8 persen. Lalu, disusul Demokrat dengan 6 persen kemudian PKS 5,8 persen, selanjutnya Nasdem 5,4 persen, PAN 5,1 persen dan PPP 4,3 persen.

Adapun dalam survei, parpol yang tak mencapai parliamentary threshold atau ambang batas lolos parlemen antara lain Perindo (1,9 persen), PSI (1,5 persen), Berkarya (1,4 persen), Partai Hanura (1,2 persen) PBB (0,6 persen) Partai Garuda (0,3 persen), PKPI (0,2 persen). Dalam temuan survei ini, responden yang bingung dan belum menentukan pilihan atau undecided voters sebanyak 11,2 persen. 

Untuk diketahui, survei Parameter Politik Indonesia dilakukan pada Desember 2020 dengan mewancarai 1.200 responden. Responden dalam survei ini adalah masyarakat atau populasi yang memiliki hak pilih atau suara seperti diatur dalam peraturan perundangan. 

Pun, kerangka sampel dalam survei ini nomor telepon responden yang pernah diwawancarai secara tatap muka oleh Parameter Politik. Para responden itu pernah diwawancarai dalam survei Parameter Politik yang diselenggarakan pada September 2017 hingga Desember 2020. 

Survei diambil dengan menggunakan metode simple random sampling dari 6.000 data target yang dipilih secara random dari kerangka sampel. Margin of error survei ini sebesar ± 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya