Ridwan Kamil Ungkap Cara Efektif Vaksinasi di Jabar, Ada Mobil Vaksin

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Sebanyak 6,5 juta warga Jawa Barat direncanakan menjadi penerima vaksinasi tahap II vaksin Sinovac dalam program mempercepat upaya memutus mata rantai penularan Virus Corona atau COVID-19. Di antaranya lansia, pedagang pasar dan supir angkot disebut akan menjadi penerima vaksin.

Untuk Pilkada Jakarta, Prabowo Subianto Buat Surat Ajak Warga Pilih RK-Suswono

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjelaskan, untuk memaksimalkan rencana tersebut pihaknya dihadapkan dengan tantangan infrastruktur distribusi vaksin. Dengan jumlah penduduk yang tersebar di 27 kabupaten kota dan 5.312 desa, Jabar hanya memiliki 1.094 puskesmas terlatih program vaksinasi. 

"Saya sudah hitung ketidakcukupan infrastruktur yang menjadi ancaman. Oleh karena itu ada tiga (solusi) di Jabar yang saya usulkan, tapi belum dilaksanakan," ujar Ridwan Kamil, Senin 22 Februari 2021.

Timses RK-Suswono Gelar Doa Bersama, Harap Menang Pilkada Jakarta Satu Putaran

Baca juga: Pemerintah Yakin Ekonomi RI Akan Tumbuh 5,3% karena UU Cipta Kerja

Menurutnya, solusi efisien yang belum merata dilaksanakan yaitu sentralisasi vaksinasi di gedung serbaguna.

Suswono Bertemu dengan Habib Rizieq di Mekkah, PKS: Pendukung Habib Rizieq Dukung RIDO

"Satu, disuntik di puskesmas itu sangat terbatas, maka saya usulkan, kalau vaksin tersedia, Jabar akan memaksimalkan gedung olah raga, gedung bulu tangkis,dan lain - lain untuk memaksimalkan vaksinasi massal, seperti di Sabuga (Bandung)," katanya.

Kemudian, lanjut Ridwan Kamil, akses distribusi vaksin yang masih sulit terjangkau, diharapkan ada fasilitas mobil vaksinasi.

"Kedua, untuk menjangkau desa - desa di daerah terpencil tapi tingkat kasusnya tinggi, saya sudah minta ke Pak Presiden untuk menggunakan mobil. Jadi nanti ada mobil vaksin yang keliling desa-desa untuk melakukan vaksinasi," ujarnya. 

Tidak hanya itu, Ridwan Kamll mengusulkan pemberlakuan vaksinasi dari jalur mandiri diberlakukan dengan tidak perlu menunggu panggilan jadwal pemberian.

"Yang penting adalah manajemen penyuntikan mandiri tidak mengganggu jadwal yang sudah diatur di puskesmas. Kalau mau mandiri harus bayar, karena anda mengatur sendiri di tempat yang lebih nyaman sendiri. Tidak di puskesmas dan sebagainya," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya