Museum SBY Diributkan, AMI: Akan Jadi Narasi Sejarah-Budaya di Pacitan
- VIVAnews/Nur Faishal
VIVA – Pembangunan Museum dan Galeri SBY-Ani di Pacitan, Jawa Timur sempat heboh karena diributkan sebagian netizen di media sosial. Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Supadma Rudana memberikan tanggapan terhadap rencana pembangunan museum tersebut.
Menurut Putu, museum itu akan berdampak positif dalam beberapa aspek seperti pertumbuhan ekonomi, sosial budaya dan perkembangan permuseuman di Tanah Air.Â
Dia optimis untuk aspek ekonomi, museum ini bisa menjadi sumber perekonomian baru lantaran menciptakan lapangan pekerjaan baru dan peluang peningkatan wisatawan.Â
"Jika museum itu nantinya beroperasi, akan ada sirkulasi ekonomi bagi masyarakat Pacitan dan sekitarnya. Terciptanya lapangan pekerjaan baru, peningkatan wisatawan, serta sektor UMKM hidup kembali sesuai dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pemerintah," ujar Putu, dalam keterangan resminya, Jumat, 19 Februari 2021.
Pun, ia yakin dari aspek sosial, Museum SBY akan jadi narasi utama dalam bidang sejarah dan budaya Pacitan. Ia bilang, figur SBY adalah putra terbaik Pacitan yang menjadi Presiden RI selama dua periode 2004-2014. Faktor itu dinilainya jadi kebanggaan rakyat Pacitan.Â
"Kita tahu SBY ikon Pacitan. Seorang tokoh kebanggaan masyarakat Jawa Timur yang pernah memimpin bangsa ini selama 2 periode. Seorang tokoh bangsa yang menggagas gerakan nasional cinta museum di Indonesia," jelas Putu.
Menurutnya, dengan pengalaman sebagai Presiden RI dua periode, wajar SBY diabadikan sebagai bagian sejarah perjalanan bangsa. Ia mengatakan sejumlah museum tokoh bangsa juga ada di Jawa timur.
"Seperti museum HOS Tjokroaminoto, museum WR Soepratman, cagar budaya rumah kelahiran Presiden RI Soekarno dan banyak lainnya," tutur Putu.
Kemudian, ia menambahkan dengan pendirian Museum dan Galeri SBY-Ani juga jadi momentum kebangkitan kembali museum di Indonesia. Ia menekankan demikian karena perhatian terhadap perkembangan museum harus ditingkatkan.
"AMI akan terus mendorong agar lembaga negara, kementerian, secara khusus Dirjen Kebudayaan untuk lebih memberikan perhatian, dukungan dan kontribusi nyata terhadap museum yang ada di Indonesia," ujarnya.Â
Dia menyebut selama ini yang menjadi kekurangan adalah manajemen pengelolaan museum. Menurutnya, salah satu yang perlu ada pembenahan seperti bantuan anggaran dari pemerintah pusat dan daerah.
"Selama ini, manajemen pengelolaan museum perlu terus ditingkatkan, bantuan anggaran baik dari pemerintah maupun pemerintah daerah perlu dikomprehensifkan, dan pengelolaan berbagai sumber daya perlu dimaksimalkan," sebutnya.
Pembangunan Museum dan Galeri SBY-Ani sempat menuai polemik karena ada netizen yang mempersoalkan isu dana bantuan Rp9 miliar. Dana sebesar itu diberikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan ke Yudhoyono Foundation untuk pembangunan museum tersebut.
Elite Demokrat pun pasang badan membela pembangunan museum tersebut. Sebab, seharusnya tak ada masalah dan heran jika sampai menjadi heboh.
Terkait itu, Sekretaris Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono menjelaskan, dana Rp9 miliar itu merupakan hibah bantuan keuangan (BK) yang dikucurkan Pemprov Jatim berdasarkan permohonan Pemkab Pacitan pada 2019. Namun, dana sebesar itu bukan hanya untuk Museum SBY-Ani, tapi juga dipergunakan untuk lainnya.
Hibah tersebut sampai sekarang belum disalurkan karena menunggu kelengkapan persyaratan lainnya. Heru menekankan, hibah Rp9 miliar itu masih ada di APBD Pemkab Pacitan.
"Kalau uang itu mau disalurkan ke museum (SBY), ya, harus ada kelengkapan lain," kata Heru kepada wartawan, Selasa, 16 Februari 2021.
Baca Juga: Demokrat Heran Dana Hibah Museum SBY-Ani Baru Heboh Sekarang
Â