Kapolri Listyo Ganti Nama Operasi Tinombala Jadi Madago Raya

Anggota Polri beraksi memburu teroris saat Operasi Tinombala.
Sumber :
  • Abdullah Haman dari Palu

VIVA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengganti nama Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala menjadi Operasi Madago Raya. Untuk itu seluruh jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tidak boleh lagi memakai istilah Operasi Tinombala.

Terima Kedatangan Ketua KPK, Kapolri Jamin Kortas Tipidkor Tidak Tumpang Tindih

“Operasi Tinombala 2020 sekarang sudah berubah menjadi sandinya Operasi Madago Raya. Ini mohon mulai disosialisasikan. Jadi tidak ada lagi Operasi Tinombala tapi Madago Raya,” kata Asisten Operasi (Asops) Kapolri Irjen Imam Sugianto saat Rapat Pimpinan (Rapim) Polri 2021 di Jakarta pada Rabu, 17 Februari 2021.

Di samping itu selain ada Operasi Madago Raya, Imam mengingatkan seluruh jajaran intelijen dan keamanan (intelkam) Polri untuk mengelola dengan baik kegiatan Operasi Nemangkawi. Kegiatan operasi ini untuk mengelola kelompok Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).

Salah Satu Jawaban Nyeleneh Casis Ingin Masuk Polisi yang Viral: Agar Bisa Dapat Wanita Idaman

Menurut dia, kelompok mahasiswa yang terpetakan informasinya sudah tersebar di 14 wilayah Indonesia. 
“Mohon pak Intelkam dan jajaran Direktur Intelkam optimalkan satgas. Ini betul-betul mereka dilakukan operasi penggalangan sehingga bisa kita lemahkan dukungan mereka kepada niat-niat yang akan digulirkan di Papua,” ujarnya.

Apalagi kata dia, tahun ini agenda yang masih mengemuka yaitu soal mogok nasional. Untuk itu, aparat Kepolisian khususnya jajaran intelijen dan keamanan harus segera membuat rencana yang bisa melemahkan kelompok tersebut.

Kasus DWP, 2 Polisi Disidang Propam Lagi Hari Ini

“Ini tolong betul-betul direncanakan sehingga betul-betul simultan dan sinergi kegiatan Operasi Nemangkawi yang diselenggarakan di Papua dan wilayah lain,” ujar dia.
 

Ilustrasi DWP

Babak Baru Kasus Pemerasan DWP 2024, LBH Jakarta Sebut Kapolda Metro Jaya Harus Ikut Bertanggung Jawab

LBH Jakarta menilai kasus ini tidak hanya mencoreng institusi Polri, tetapi juga berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum.

img_title
VIVA.co.id
8 Januari 2025