BMKG Minta Penerbangan Waspadai Awan Cumulonimbus

Langit berawan tebal.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

VIVA – Badan Meteorologi, Krimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sentani, Papua mengimbau penerbangan di Papua waspada terhadap awan cumulonimbus yang sangat tebal dan menjulang pada ketinggian rendah hingga lebih dari 10 km yang sedang terjadi di Indonesia.

29.323 Penumpang di Bandara Soetta Batal Terbang dampak Erupsi Gunung Lewotobi

Forcaster Stasiun Badan Meteorologi, Krimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sentani, Windra Arizona menjelaskan, awan cumulonimbus menimbulkan banyak fenomena cuaca yang berbahaya dalam aktivitas penerbangan seperti hujan sedang hingga lebat yang bisa disertai terjadi angin kencang sesaat dibagian bawah awan, petir dari awan ke daratan, memburuknya jarak pandang, dan mempengaruhi keadaan permukaan landasan (genangan air).

“BMKG terus mengimbau masyarakat dan semua pihak yang terkait dengan transportasi, untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya terhadap cuaca signifikan atau potensi cuaca ekstrem, yang masih dapat terjadi di puncak musim hujan ini, demi mewujudkan keselamatan dalam layanan penerbangan,” kata Windra Arizona, Kamis, 11 Pebruari 2021.

Penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Berangsur Normal, Ada 399 Pergerakan Pesawat Hari Ini

Dikatakanya, musim penghujan yang sedang terjadi di Sentani, Jayapura menimbulkan banyak hal yang perlu diwaspadai. 

Khusus, kata dia untuk cuaca bagi penerbangan, berdasarkan analisis dan prediksi BMKG yang disampaikan Desember tahun lalu, dan selalu kami update hingga saat ini di bulan Januari 2021, secara umum masih Berpotensi Tinggi terjadinya pembentukan awan-awan cumulonimbus (CB) yang dapat membahayakan penerbangan.

41 Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Kembali Dibatalkan Hari Ini Dampak Erupsi Gunung Lewatobi

“Kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia,” ujarnya.

Hal ini disebabkan oleh munculnya pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia dan munculnya sirkulasi siklonik di sekitar wilayah utara Indonesia sehingga pengaruhi pola arah dan kecepatan angin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Indonesia.

Selain itu, kondisi labilitas atmosfer yang kuat di sebagian wilayah Indonesia dapat turut berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan awan hujan dalam skala lokal.

Ia mengimbau, masyarakat dan semua pihak diminta untuk terus memonitor pemutakhiran informasi tersebut agar dapat lebih waspada dan memitigasi berbagai risiko yang dapat diakibatkan oleh kondisi cuaca ini.    

Tangkapan layar - Sejumlah pekerja menemukan benda putih serupa awan jatuh dari langit di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, Jumat, 15 November 2024.

Fenomena Aneh Benda Putih Mengambang dari Langit di Kalteng, Begini Penjelasan BMKG

BMKG memastikan bahwa benda putih yang ditemukan mengambang dari langit hingga perlahan turun ke permukaan tanah di Murung Raya, Kalimantan Tengah, bukan awan jatuh.

img_title
VIVA.co.id
16 November 2024