Kasus Kudeta AHY, Karangan Bunga Dukungan Mengalir ke Moeldoko

Karangan bunga dukungan kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Dukungan dan simpati terhadap Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko terus mengalir dari berbagai kalangan, baik relawan maupun masyarakat umum.

Cak Imin Yakin Dukungan Jokowi Pengaruhi Suara Ridwan Kamil dan Luthfi

Puluhan karangan bunga yang berasal dari berbagai organisasi seperti koperasi kelompok pemuda tani, relawan hingga kalangan pengusaha dan warga masyarakat umum memenuhi pekarangan di kediaman mantan Panglima TNI, di Jalan Terusan Lembang, Menteng Jakarta Pusat.

Secara umum, pesan yang disampaikan melalui karangan bunga tersebut adalah  dukungan moril dan penyemangat yang ditujukan kepada Jenderal Moeldoko; yang belakangan namanya disorot karena dikaitkan dengan upaya “kudeta” di partai Demokrat.

Pastikan Pilkada Serentak Siap Digelar, Budi Gunawan Minta Warga Jangan Golput

"Maju terus Pak Moeldoko, salah satu putra terbaik bangsa," bunyi salah satu pesan dalam karangan bunga yang dikirimkan ke rumah Moeldoko. “Kami bersama pak Moeldoko” demikian bunyi pesan lainnya.

Pesan dukungan bahkan datang dari warga Indonesia yang tinggal di luar negeri, seperti Australia dan Amerika.

Bela Jokowi, Rampai Nusantara Tak Sependapat Dengan Hasto Soal Kriminalisasi Terhadap Anies

Dukungan juga muncul dari kalangan relawan Jokowi. Salah seorang relawan yang mengirim pesan karangan bunga mengatakan, mengalirnya dukungan kepada Moeldoko sebagai spontanitas dan kepedulian masyarakat yang tidak menginginkan adanya upaya dari pihak tertentu yang ingin mengganggu konstelasi politik yang bisa berdampak pada perpecahan di tengah masyarakat. Menurutnya dalam situasi saat ini seharusnya para pemimpin justru bersatu untuk bersama-sama keluar dari krisis akibat pandemi.

Seperti diketahui dalam beberapa pekan terakhir situasi politik di tanah air cenderung menghangat menyusul statemen dari Ketua umum partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang menyebut ada upaya “kudeta” untuk menggulingkannya dari posisi Ketum Partai Demokrat.

Tudingan mengarah ke Jendral Moeldoko yang disebut-sebut menggalang sejumlah kader Demokrat untuk menggelar KLB, atau Kongres Luar Biasa, dengan agenda mengganti posisi ketua umum Agus Harimurti Yudhoyono, atau AHY dengan dirinya.

Moeldoko sendiri membantah tudingan tersebut dan mengatakan hal itu sebagai fitnah. Sebaliknya Moeldoko mengatakan, sebagai pemimpin, AHY jangan bersikap “baperan”. Pihak Istana sendiri melalui Menteri Sekretatis Negara, Pratikno telah menyangkal tuduhan tersebut. Istana bahkan merasa tidaak perlu menjawab surat AHY dan menyatakan bahwa apa yang disampaikan adalah masalah internal partai.

Di luar  isu kudeta partai Demokrat, belakangan justru muncul anggapan bahwa tudingan yang ditujukan pada Moeldoko sebagai manuver AHY untuk mencari  panggung. Anggapan lainnya adalah ada upaya untuk memisahkan mantan Ketua Umum HKTI ini dari lingkaran Jokowi.

Hal ini tidak lepas dari sosok Moeldoko sendiri yang dianggap sebagai tokoh yang dikenal tegas dan tidak kenal kompromi terhadap upaya-upaya dan manuver politik untuk menyudutkan Jokowi. Posisinya sebagai KSP menjadi benteng  terhadap upaya-upaya menggerogoti wibawa pemerintah dan istana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya