Vaksin Corona untuk Lansia Ibarat Jas Hujan di Kala Hujan Lebat
- dw
Bagi Dwijo, vaksinasi akan menambah rasa aman dan tenang bagi nakes lansia yang masih aktif bekerja, meski sebelumnya sudah menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Ibarat orang kehujanan, ia menganologikan pemberian vaksin ini seperti ‘jas hujan bagi orang yang sudah memiliki payung’.
“Iya, tidak basah kan? Betul tidak? Sudah ada payung, pakai jas hujan. Jadi tidak perlu berteduh, kalau pakai berteduh kan tidak bisa jalan, tidak sampai di tempat (tujuan). Tapi kalau sudah ada payung, hujan lebat masih perlu berteduh, perjalanan jadi terhambat dong, kalau ini kan tidak. Pakai payung, pakai jas hujan kita tetap bisa berjalan. Syukurlah Puji Tuhan,” ungkapnya dengan nada gembira.
Senada dengan Dwijo, dokter spesialis alergi dan imunologi Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI yang saat ini sudah menginjak usia yang ke-63 tahun juga mengakui bahwa keputusan pemerintah memberikan vaksin terhadap lansia mendapat sambutan yang luar biasa dari para nakes.
“Ini bagus sekali kemarin itu saya melihat dari semua WA grup ya rata-rata mereka bikin foto suasana gembira gitu. Memang vaksin ini bukan satu-satunya menghentikan pandemi, tapi vaksin ini adalah salah satu senjata kita dalam mempercepat terjadinya herd immunity,” katanya saat diwawancara DW, Selasa (9/2),
Iris yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia mengaku belum disuntik vaksin karena masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium menyusul penyakit penyerta yang ia miliki.
Untuk diketahui, terkait izin penggunaan darurat vaksin bagi lansia, BPOM juga telah mengeluarkan informasi (fact sheet) yang dapat digunakan sebagai acuan bagi para nakes dan vaksinator dalam melakukan screening sebelum pelaksanaan vaksinasi. Hal ini penting mengingat kelompok lansia adalah kelompok berisiko tinggi sehingga pemberian vaksin harus dilakukan secara hati-hati.
Di sisi lain, Dwijo dan Iris sama-sama sepakat bahwa tidak perlu ada kekhawatiran akan vaksin Sinovac yang akan disuntikkan kepada lansia. Para nakes lansia yang masih aktif didorong untuk turut ambil bagian dalam program vaksinasi ini.
“Tidak perlu takut mungkin dengan perbedaan atau silang pendapat yang ada. Tetapi kita ikuti standar atau prosedur… yang dilakukan oleh Kemenkes, pihak penyelenggara vaksinasi, kan sudah ada SOP nya. Screening-nya juga sudah ada. Ya kita ikuti saja. Semuanya akan berjalan dengan baik tentunya,” ujar Dwijo.
Sementara Iris mengatakan bahwa vaksin sudah melalui uji klinis tiga fase sehingga keamanannya sudah teruji. “Kalau efek simpang itu wajar efek simpang pada vaksin,” pungkasnya.