Banjir Longsor di Semarang Memakan Korban, 4 Orang Meninggal
- VIVAnews/ Dwi Royanto (Semarang)
VIVA – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan, cuaca ekstrim yang melanda Kota Semarang beberapa hari ini merupakan siklus 50 tahunan. Guyuran hujan yang begitu lebat mengakibatkan drainase di wilayah Semarang bawah tak mampu menampung air. Sementara guyuran hujan di Semarang atas menyebabkan longsor di 27 titik.
Banjir dan longsor selama berlangsungnya cuaca ekstrim pada tiga hari ini juga memakan korban empat warga meninggal.
"Jumat, mulai sekitar jam 12 malam sampai jam 8 pagi, lalu berhenti, kemudian hujan lagi sampai jam 1 siang, yang menurut BMKG kategorinya adalah hujan ekstrem di 3 kecamatan, kemudian 11 kecamatan kategorinya hujan sangat lebat, dan 2 kecamatan lainnya hujan lebat. Dari semua itu kami mencatat ada 27 titik tanah longsor dan 29 titik banjir, dengan 2 korban meninggal dunia karena longsor, dan 2 karena tersengat aliran listrik," jelas Hendrar di Balai Kota Semarang, Minggu 7 Februari 2021.
Hari ini, setelah melakukan tinjauan kepada beberapa wilayah yang dilaporkan terdampak hujan ekstrem, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengungkapkan banjir di wilayah yang dipimpinnya tersebut mulai surut.
Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu menjelaskan, pemaksimalan pompa penyedot air yang ada pada sistem drainase di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu cara yang dilakukan.
Namun dirinya juga tak menampik, dalam menghadapi hujan ekstrem dengan siklus 50 tahunan yang melanda Semarang tersebut, daya tampung air pada drainase yang dibangun tidak mencukupi, sehingga butuh waktu dalam penanganan.
Lebih lanjut Hendi menyebutkan pasca terjadinya hujan ekstrem di Kota Semarang, hingga tinjauan pada Minggu 7 Februari 2021, titik banjir di wilayahnya sudah sangat berkurang, terutama di jalan protokol semuanya sudah kering.
Di sisi lain, Wali Kota Semarang juga menegaskan akan melakukan evaluasi untuk menambah kapasitas drainase di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah.
"Evaluasinya pertama, kapasitas pompa harus ditingkatkan, karena kapasitas pompa yang kita punya itu hitungan hujan tahun 2013. Tapi dengan adanya hujan ekstrem seperti ini, pompa harus ditingkatkan agar dapat mengeringkan lebih cepat," tekan Hendi.
"Kedua, memprioritaskan penambahan daya tampung saluran. Dan yang ketiga kami berharap pada percepatan normalisasi, termasuk pembangunan tanggul laut dari pemerintah pusat, melalui Kementerian PUPR," jelasnya.
Kontributor tvOne: Teguh Joko Sutrisno/Semarang