Prahara Demokrat, Ruhut: Ada Kader Ngeluh AHY Terpilih Aklamasi
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA – Isu kudeta terhadap kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terus menggelinding menjadi bola panas. Eks kader Demokrat seperti Ruhut Sitompul pun menyampaikan pandangannya terkait kisruh yang melanda mantan partainya tersebut.
Ruhut mengaku terkejut dengan pernyataan AHY yang dilanjutkan beberapa elite Demokrat dalam berbagai pemberitaan menyangkut isu kudeta. Bagi dia, jika memang ada anggota partai yang tak puas dengan kepemimpinan partai maka ada jalan seperti melaksanakan kongres luar biasa atau KLB. Namun, hal itu harus sesuai aturan.
"Kalau bicara kepartaian, organisasi, itu yang kita kenal kalau memang pemimpinnya dari pengurus atau anggotanya ada yang kurang sreg sesuai aturan namanya KLB bukan kudeta," kata Ruhut dalam Apa Kabar Indonesia Malam tvOne yang dikutip VIVA, Minggu, 7 Februari 2021.
Ruhut menambahkan meski sudah tak lagi di Partai berlambang mercy itu, sejumlah kader masih sering curhat terhadapnya. Curhat itu menyangkut internal Demokrat. "Mereka sering curhat. Tapi, saya tidak mengira jadi seramai ini," sebut eks Anggota DPR itu.
Dia mengatakan ada keluhan kader dengan proses terpilihnya AHY sebagai Ketua Umum Demokrat secara aklamasi. Untuk informasi, AHY menggantikan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketum Demokrat periode 2020-2025 di Kongres V, Jakarta, 15 Maret 2020.
"Ngeluh. Jadi, waktu mas AHY terpilih aklamasi. Itu contohnya ya. Mereka kaget. Kan ini partai modern bang," lanjut Ruhut.
Menurut Ruhut, sejumlah kader yang merupakan peserta merasa ada keanehan dalam kongres. Salah satunya saat diinstruksikan disuruh ke luar ruangan kongres.
"Kita kaget, Kita kan peserta. Memang bukan pemilik suara. Kita disuruh ke luar. Hanya pemilik suara saja yang boleh di dalam. Kan belum pernah itu terjadi. Itu kata mereka," tambah politikus PDIP itu
Demokrat Membantah
Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron menanggapi pernyataan Ruhut. Ia bilang hal itu bukan jadi persoalan saat ini.
"Pertama, dinamika internal terjadi kita selalu selesaikan dengan baik. Dan, ketika Bang Ruhut aktif di Demokrat, dinamika itu ada. Dan, tentu itu bisa kita selesaikan. Hari ini persoalannya berbeda gitu, peristiwanya berbeda," jelas Herman.
Dia menyampaikan DPP Demokrat sejak sebulan lalu sudah mendeteksi adanya gerakan kudeta kepemipinan AHY. Namun, saat itu dianggap masih biasa saja dan dipikir mungkin bisa diselesaikan secara internal.
Namun, situasi jadi serius saat ada pihak eksternal yang diduga terlibat dalam persoalan ini. Dugaan tersebut merujuk kesaksian dari sejumlah Ketua DPD, DPC yang memiliki hak suara di kongres.
"Bahkan ada pengurus DPP yang melaporkan indikasi keterlibatan eksternal untuk mengambil alih secara paksa kepemimpinan Partai Demokrat yang sah dan konstitusional yang saat ini dipegang mas Agus Harimurti Yudhoyono," ujar Herman yang juga Anggota DPR tersebut.
Baca Juga: Kritik PD, Max Sopacua: AHY Baru Masuk 2017, Sekarang Jadi Ketum
Partai Demokrat dalam sepekan ini ramai terseret kisruh isu kudeta terhadap kepemimpinan AHY. Nama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ikut tersangkut dalam isu ini yang diduga sebagai pihak eksternal.
Moeldoko disebut bertemu dengan sejumlah mantan kader dan kader aktif di suatu hotel untuk merancang membentuk forum KLB yang nantinya akan menggusur AHY sebagai ketum.
Terkait itu, Moeldoko dalam beberapa kesempatan menyampaikan klarifikasi bantahan jika pertemuan itu dituduh kudeta. Ia bilang pertemuannya dengan mantan kader berlangsung di hotel dan hanya membicarakan berbagai persoalan seperti pertanian, politik, dan lainnya. Bahkan, eks Panglima TNI itu menyebut isu kudeta sebagai dagelan.