Soal Islam Arogan, Abu Janda Minta Maaf ke Kiai Muhammadiyah
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Aktivis media sosial, Permadi Arya atau Abu Janda tabayyun ke Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Sunanto. Dalam video yang diterima VIVA, Abu Janda mendatangi pria yang akrab disapa Cak Nanto itu di kediamannya.
"Saya, Permadi Arya alias Abu Janda Alhamdulillah hari ini saya diterima oleh Gus Nanto atau Cak Nanto di rumahnya. Terima kasih Gus Nanto atau Cak Nanto telah memberikan saya kesempatan untuk bertabayyun. Saya, bikin video ini atas izin Gus Nanto teruntuk seluruh Kyai Muhammadiyah yang saya hormati nuwun sewu Kyai," ucap Abu Janda, Sabtu 6 Februari 2021.
Dalam video, Abu Janda menjelaskan soal cuitan 'Islam arogan'. Dia mengklaim hal tersebut ditujukan ke Ustaz Tengku Zulkarnain. Dia berdali hal tersebut ditujukan kepada seluruh umat Muslim.
"Yang bikin ramai (kasus) itu sebenernya ada bagian dari dialog saya dengan Ustaz Tengku Zulkarnain. Jadi, itu adanya di kolom komentar dari dialog saya dengan Ustaz Tengku Zulkarnain bukan pernyataan saya mandiri (tweet caption), jadi sebenarnya itu (tweet komentar) saya tujukan untuk Ustaz Tengku Zulkarnain, bukan ditujukan untuk ke semua orang. Dan yang kedua, yang saya maksud itu adalah Islam Wahabbi, makanya saya tulis (komentar) Islam pendatang dari Arab. Maksudnya, Islam yang datang belakangan dari Arab yaitu Islam Wahabbi bukan menggeneralisasi seluruh Islam (Islam secara umum)," katanya.
Maka dari itu, Abu Janda sekali lagi menyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh umat muslim. Dia mengklaim ada kesalahpahaman terkait penafsiran cuitannya.
"Jadi, untuk seluruh Kyai Muhammadiyah, untuk Kyai Haedar Nassir, Kyai Anwar Abbas, Kyai Abdul Muti, dan seluruh keluarga besar Muhammadiyah yang saya cintai, nuwun sewu, ngapunten ngih, mohon maaf atas kesalahpahaman ini. Sekali lagi itu (komentar saya) ditujukan untuk Ustaz Tengku Zulkarnain bukan untuk semua orang dan yang saya maksud adalah Islam Wahabbi, bukan generalisasi seluruh Islam (umumnya). Ngapunten ngih, maafkan kesalahpahaman ini," katanya lagi.
Untuk diketahui, Abu Janda merespon cuitan Ustaz Tengku Zulkarnain di akun media sosial Twitter @ustadztengkuzul. Cuitan itu membuat Abu Janda terpancing untuk melontarkan kalimat yang diduga menghina umat Islam.
Awalnya Tengku Zulkarnain membahas soal kondisi minoritas dan mayoritas di Afrika Selatan di masa politik Apartheid. "Dulu minoritas arogan terhadap mayoritas di Afrika Selatan selama ratusan tahun, Apertheid. Akhirnya tumbang juga. Di mana-mana negara normal tidak boleh mayoritas arogan terhadap minoritas. Apalagi jika yang arogan minoritas. Ngeri melihat betapa kini Ulama dan Islam dihina di NKRI," cuit @ustadztengkuzul.
Cuitan Tengku Zul membuat Abu Janda terpancing untuk merespons. Akhirnya Abu Janda mengomentari cuitan tersebut dengan sebutan Islam sebagai agama pendatang. "Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam sebagai agama pendatang dari Arab kepada budaya asli kearifan lokal. Haram-haramkan ritual sedekah laut, sampai kebaya diharamkan dengan alasan aurat," kata Abu Janda lewat akun Twitter @permadiaktivis1.
Atas cuitan tersebut, Abu Janda dilaporkan ke Bareskrim sebagaimana tercatat dalam laporan polisi Nomor: LP/B/0056/1/2021/BARESKRIM tanggal 29 Januari 2021, dengan pelapor DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
Abu Janda dilaporkan atas dugaan melanggar Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Kebencian atau Permusuhan Individu dan/atau Antar Golongan (SARA), Pasal 28 ayat (2), Penistaan Agama UU Nomo1 tahun 1946 tentang KUHP Pasal 156 A.
Sementara Abu Janda sudah diperiksa penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim sebagai saksi untuk pelaporan kasus dugaan ujaran mengandung SARA yang menyebut Islam agama pendatang pada Senin, 1 Februari 2021.