Politikus Demokrat Bangga Digoyang Isu Kudeta: Partai Saya Mempesona

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

VIVA – Politikus Demokrat yang juga anggota DPRD Jatim, Kuswanto, bangga partainya didera isu kudeta oleh pihak eksternal yang disebut berada di lingkaran istana. Artinya, kata dia, Partai Demokrat memiliki daya tarik dan mempesona sehingga mengundang pihak-pihak tertentu untuk merebut partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu. 

Fakta Menarik Di Balik Penunjukkan Merry Riana oleh AHY Sebagai Staf Khusus Kemenko IPK di InspiraFest Day to Grow

Kuswanto menuturkan, Demokrat adalah partai yang pernah memenangi pemilihan umum. Sampai kini kebesarannya masih diperhitungkan di kancah perpolitikan nasional. Berangkat dari itu, ia membaca bahwa upaya pengambilalihan paksa Demokrat dari kepemimpinan AHY intinya terkait Pemilu 2024. 

"Popularitas Partai Demokrat menjadi suatu kekuatan tersendiri yang bisa dijadikan modal dalam kontestasi pemilu. Tinggal meningkatkan elektabilitasnya. Jadi, kenapa harus dikudeta? Karena siapa pun yang bisa menguasai partai Demokrat dan punya syahwat untuk ikut kontestasi menjadi pemimpin republik ini memerlukan itu," ujar Kuswanto pada Kamis, 4 Februari 2021.

Dipercaya jadi Staf Khusus Menko IPK AHY, Merry Riana: Suatu Kehormatan Bagi Saya

Nah, dengan begitu menguasai Partai Demokrat adalah modal awal dan besar bagi pihak berkepentingan untuk melangkah ikut kontestasi calon presiden. 

"Biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih murah bila dibandingkan kalau membentuk partai baru yang belum tentu mendapat respons positif dari masyarakat pemilih," ujar dosen Universitas Darul Ulum Jombang itu. 

Cek Fakta: Kritik Naturalisasi Timnas Indonesia, Anita Jacoba Gah Dipecat Partai Demokrat

Andai gambling pun dengan mengembangkan partai yang sudah ada, namun belum lolos parlementary threshold, juga memerlukan ongkos yang besar dan belum tentu berhasil. Karena itulah upaya pengambilalihan paksa Partai Demokrat kemudian dipilih oleh oknum-oknum tertentu. 

"Jadi, apapun alasannya tentu partai Demokrat lebih menarik dan mempesona untuk dikuasai," kata Kuswanto. 

Di sisi lain, tambah dia, bagi pemegang kekuasaan saat ini adalah periode terakhir. Langkah selanjutnya tentu mulai menata calon pengganti yang diambil dari partai koalisi yang berjasa mengusung dan mendukung saat pemilu lalu. 

"Jadi, cukup jelas bila Partai Demokrat dibiarkan besar dan menggelinding dengan mulus menuju 2024, Partai Demokrat sangat layak menjadi saingan, bahkan sandungan," ujarnya.

Hikmah dari gejolak itu, kata Kuswanto, adalah momentum untuk menguatkan kesolidan dan kekompakan di internal Demokrat. 

"Segala macam persoalan yang terjadi saat ini, saya rasa bisa jadi ujian kesolidan dan kekompakan seluruh kader di semua tingkatan. Menjadi motivasi karena di luar sana banyak tokoh nasional dan partai politik sangat tertarik untuk terus menghambat partai Demokrat agar tidak jadi saingan bahkan sandungan di pemilu akan datang," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya