Isu Kudeta AHY, PD: Pertemuan di Hotel, Dirayu Dana Bantuan COVID-19
- Dok. Demokrat
VIVA –  Isu kudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY di Partai Demokrat bikin heboh. Sejumlah nama mulai Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko hingga beberapa pendiri Partai Demokrat terseret dalam isu kudeta ini.
Terkait itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyampaikan isu kudeta ini sudah mencuat sejak sebulan lalu. Ia bilang ada segelintir kader dan mantan kader masa lalu yang coba iseng-iseng mengganggu Demokrat era AHY.
"Tapi, bagi kami ini santai saja. Ini reak-reak kecil dalam organisasi, apalagi orang-orang yang diduga terlibat itu tidak punya power atau tidak punya hak suara," kata Herzaky dalam Kabar Petang tvOne yang dikutip VIVA, Rabu, 3 Februari 2021.
Namun, ia menjelaskan isu ini jadi serius karena DPP Demokrat dapatkan laporan dari beberapa pengurus yang memiliki hak suara seperti DPD I dan DPD II. Menurut dia, sejumlah pengurus itu didekati secara intensif, terstuktur dan sistematis
"Jadi, mereka didatangkan dari daerah, dibiayai tiket pesawatnya, di bandara di jemput. Kemudian dibiayai penginapan, di bawa ke suatu tempat yang disebut bang Rachland (Rachland Nashidik) ya. di salah satu hotel di bilangan Kuningan, tempatnya di lantai 28," jelas Herzaky.
Kemudian, ia mengatakan bahwa DPP Demokrat heran alasan pengurus mau didatangkan ke Jakarta. Setelah mendengar pengakuan beberapa pengurus tersebut ternyata mereka dijanjikan oleh salah seorang kader aktif yang ikut dalam pertemuan mendapatkan dana bantuan. Kader tersebut mencatut nama DPP dalam janji pemberian dana bantuan tersebut.
"Waktu itu dijanjikan oleh salah satu pengurus kader kami ini sedang dalam proses oleh kami ini juga, akan mendapat dana bantuan bencana dan COVID-19. Maklum lagi situasi berat seperti ini, ada bantuan dari pusat Alhamdulillah sekali begitu," ujar Herzaky.
"Tapi, kenyataannya pada saat datang di sana di lokasi tahu-tahu bicara mengenai menjelek-jelekkan Partai Demokrat saat ini dan rencana untuk KLB," tambahnya.
Pun, saat pembicaraan KLB, beberapa figur tersebut menyebut salah seorang figur yang akan dicalonkan sebagai ketua umum. "Kemudian, ditelpon lah seseorang, seseorang itu kemudian datang dan bergabung di kamar itu. Ini kemudian, seriusnya di sini," sebutnya.
Herzaky belum bisa bicara detail karena intenal Demokrat saat ini masih memproses kader yang terlibat dalam mahkamah partai dan dewan kehormatan partai.
Menurut dia, beberapa pengurus dalam pertemuan itu justru tak tenang dan nyaman karena tak sesuai kenyataan yang mereka harapkan. Apalagi, isu berkembang dengan melibatkan sejumlah nama seperti Moeldoko dan pendiri Partai Demokrat yang sudah konferensi pers.
"Mereka merasa nggak tenang, enggak nyaman. Apalagi di situ di bawa-bawa sudah direstui, mencatut nama menteri dan pejabat pemerintah," ujarnya.
Isu kudeta kepemimpinan Demokrat era AHY mencuat dalam tiga hari terakhir. AHY menyampaikan bahwa ada pejabat lingkaran Joko Widodo terlibat dalam upaya mendongkelnya.Â
Selain itu, ia menyebut ada sejumlah mantan kader dan kader aktif Partai Demokrat yang diduga terlibat dalam isu kudeta terhadapnya. AHY juga sudah mengirimkan surat klarifikasi ke Jokowi menyangkut ada pejabat pemerintah yang coba mengganggu Demokrat.
Terkait itu, Moeldoko merespons omongan AHY. Ia tak menampik memang sempat bertemu dengan sejumlah kader Demokrat. Tapi, eks Panglima TNI itu mengatakan pertemuan itu dimaknai biasa saja dan bukan bermotif politik. Pertemuan itu juga di rumah, bukan di hotel.Â
Moeldoko menyampaikan sebagai purnawirawan jenderal TNI, sudah menjadi kebiasaan bertemu dengan banyak kalangan termasuk para politisi.
"Konteksnya apa saya juga tidak mengerti. Dari ngobrol-ngobrol itu biasanya saya awali dari pertanian karena saya memang suka pertanian," kata Moeldoko dalam konferensi pers virtual, Senin, 1 Februari 2021.
Moeldoko pun menyinggung AHY sebagai pemimpin partai harus kuat dan jangan terbawa perasaan atau baper. Kata dia, jika kader partai tak boleh menemuinya maka sebaiknya diborgol saja.