Dapat 4 Vaksin COVID-19, Menkes Cerita Rebutan Dengan Negara Lain
- VIVA/Dinia
VIVA – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, mengatakan dari sisi pengadaan Indonesia sudah mendapatkan empat jenis vaksin COVID-19 dari empat negara berbeda. Indonesia termasuk dalam 40 negara pertama yang bisa melakukan vaksinasi kepada masyarakat.
Menteri Budi menyebut, vaksin pertama yang berhasil didapatkan adalah vaksin Sinovac buatan China, yang kini sudah mulai diberikan ke sejumlah pihak prioritas di Tanah Air. Indonesia sudah mendapatkan kontrak 125 juta dosis vaksin. Vaksin ini dibuat berbasis teknologi virus yang sudah dimatikan.
Vaksin kedua berasal dari Jerman, bekerja sama dengan Amerika Serikat, yaitu vaksin Pfizer dengan total 50 juta dosis. Vaksin ini dikembangkan berdasarkan teknologi messenger RNA atau mRNA.
Baca juga: Menkes Target Vaksinasi COVID-19 ke Seluruh Rakyat Mulai April
Vaksin ketiga adalah vaksin AstraZeneca, yang dibuat di London, di mana RI sudah mengamankan 50 juta dosis. Dan vaksin keempat buatan Amerika-Kanada yaitu Novavax yang juga sudah didapatkan kesepakatannya sebanyak 50 juta dosis vaksin.
"Empat vaksin dengan sumber berbeda ini mengamankan risiko kalau negara-negara ada yang menutup pengiriman vaksin, seperti baru-baru ini di Eropa di mana negara-negara di sana kekurangan vaksin, sehingga mereka ingin sebanyak mungkin mendapat vaksin lebih dulu dari negara lain," kata Menkes Budi dalam webinar Vaksin COVID-19 untuk Indonesia Bangkit, Sabtu 30 Januari 2021.
Selain mendapatkan empat vaksin dari negoasiasi bilateral secara langsung, Indonesia juga bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui GAVI, yakni organisasi yang menyediakan vaksin untuk negara berkembang.
"Vaksin ini supply nya sangat terbatas, dibutuhkan kira-kira 11 miliar vaksin untuk seluruh dunia tapi kapasitas produksi setahun cuma 6,2 miliar itu termasuk vaksin yang dibutuhkan untuk tiap tahunnya. Jadi bisa dibayangkan perebutan untuk mendapatkan vaksin sangat tinggi di dunia," ungkap Budi Gunadi.
Pemerintah Indonesia menargetkan, pemberian vaksin untuk 70 persen masyarakat, atau sekitar 181 juta penduduk. Untuk tahap awal, vaksinasi diberikan untuk tenaga kesehatan dan tenaga layanan publik. Sementara vaksinasi publik secara umum ditargetkan dimulai pada akhir 2021 mendatang.