Bamusi Beberkan Kecintaan Bung Karno ke NU Yang Tak Banyak Orang Tahu
- U-Report
VIVA – Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), menyebut Proklamator yang juga Presiden RI pertama Soekarno atau Bung Karno, punya kedekatan yang cukup kuat dengan organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Maka sebagai organisasi sayap PDI Perjuangan, Bamusi mengaku ingin selalu membangun sejarah dengan NU. Mengingat partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu, mengusung cita-cita Bung Karno.Â
Sekretaris Umum Bamusi, Nasyirul Falah Amru, mengatakan pihaknya selalu mencoba menyegarkan kembali ingatan masyarakat Indonesia mengenai kedekatan Bung Karno dengan NU serta para tokohnya.Â
Baca juga:Â Kabareskrim Baru Visinya Harus Sama Dengan Kapolri
Hal itu tercatat dalam sejarah, yakni kedekatan Bung Karno dengan para ulama NU seperti Hadratusysyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah yang telah lama terjalin.
"Seperti ketika Bung Karno merumuskan Pancasila, beliau selalu meminta dawuh dari Hadratusysyaikh, dan putranya yang juga ayah dari Gus Dur, yakni KH. Abdul Wahid Hasjim," ujar pria yang akrab disapa Gus Falah ini dalam keterangannya, Sabtu 30 Januari 2021.
Harlah NU yang akan jatuh 31 Januari, kata Gus Falah, juga dimaknai banyaknya hari-hari peringatan besar nasional yang dicetuskan antara Bung Karno dengan tokoh Nahdliyin.
Gus Falah yang juga Bendahara PBNU, juga mengingat makna Halal Bi Halal. Sekadar mengingatkan kembali, bahwa halal bi halal yang menjadi ajang silaturahmi umat Islam pada hari raya Idul Fitri, ternyata dicetuskan oleh para tokoh saat itu. Dalam rangka memperkokoh persatuan dan saling maaf.
"Dan KH Wahab Hasbullah pun menyarankan kepada Bung Karno untuk menamakan pertemuan tersebut 'Halal bi Halal'," ujar Gus Falah.
Kedekatan kaum nasionalis dan agama, nyatanya berlanjut hingga kini. NU sebagai organsiasi terbesar itu sendiri akan memasuki usia ke-95.Â
Menurut Gus Falah, PDI Perjuangan yang menjalankan ajaran dan cita-cita Bung Karno sudah tentu juga mencintai NU. Bahkan, kata dia, kecintaan Bung Karno terhadap NU disampikan secara lugas saat Muktamar ke 23 pada 23 Desember 1962.
"Saya sangat cinta sekali kepada NU. Saya sangat gelisah jika ada orang yang mengatakan bahwa dia tidak cinta kepada NU. Meski harus merayap, saya akan tetap datang ke Muktamar ini, agar orang tidak meragukan kecintaan saya kepada NU," demikian pernyataan Bung Karno yang ditiriku oleh Gus Falah.
"Semangat yang dikobarkan NU, yakni Hubbul Wathan Minal Iman yang bermakna bahwa Mencintai Tanah Air adalah Sebagian dari Iman, sangat sesuai dengan spirit nasionalisme yang digelorakan PDI Perjuangan," sambungnya.