Viral, Jenazah yang Dipulasara Sesuai Protokol COVID-19 Tertukar
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Warga Kota Malang heboh atas viralnya video yang menampilkan jenazah yang dipulasara sesuai protokol kesehatan pencegahan COVID-19 tertukar di Tempat Pemakaman Umum Kasin, Kota Malang, Jawa Timur. Keluarga jenazah kesal hingga kemudian marah dan menyerang seorang petugas hingga pingsan.
Kepala UPT Pengelolaan Pemakaman Umum Kota Malang, Takroni Akbar, mengatakan insiden itu terjadi pada Kamis, 28 Januari 2021. Kesalahan terjadi karena tim pemulasaraan dari PSC 119 Dinas Kesehatan seharusnya membawa jenazah nomor 4 berinisial W ke TPU Kasin, namun justru membawa jenazah nomor 6 yang mestinya dimakamkan di TPU Balearjosari.
"Memang ada, saya rasa itu manusiawi aja, kecapekan juga; kerja sebelumnya itu sehari semalam diguyur hujan, jadi harus dimaklumi,” kata Takroni pada Jumat.
Baca: Vaksin COVID-19: Empat Pertanyaan yang Belum Diketahui
Dia mengimbau masyarakat bersikap bijak atas kejadian itu, sesuatu yang memang kekeliruan tetapi terjadi karena kelalaian yang manusiawi akibat beban kerja yang berat. Dia juga mengingatkan, kasus seperti itu baru sekali ini terjadi, sehingga “jangan merusak perjuangan hampir satu tahun ini”.
“Kita ini kerja sudah maksimal berusaha sebaik mungkin; lelah, kecapekan, kadang tidak sempat makan. Tapi tetap kita laksanakan. Jadi, saya turut memohon maaf, tapi ini manusiawi, saya rasa," ujarnya.
Walaupun sempat terjadi ketegangan, persoalan jenazah tertukar bisa diatasi dengan cepat oleh tim PSC 119. Dia meminta masyarakat untuk bersabar saat proses pemulasaraan sehingga tidak membuat petugas panik dan berujung jenazah tertukar. Apalagi pada hari itu, ada 9 jenazah yang harus dimakamkan dengan protokol COVID-19.
“Jangan membuat penekanan sehingga membuat panik petugas. Misalnya, minta segera didahulukan, … akhirnya teman-teman (petugas) mengambil jenazah keliru, tidak sadar. Sabarlah, tetap kita layani; kami berapa pun itu tetap kita layani, bahkan sampai 17 jenazah dalam sehari tetap kita layani," ujar Takroni.
Koordinator Pemakaman PSC 119 Dinas Kesehatan Kota Malang Dhana Setiawan mengatakan, kronologi jenazah tertukar bermula pada pukul 14.45 WIB setelah istirahat. Tim pemakaman menuju kamar mayat Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk mengambil jenazah yang akan dimakamkan di TPU Sukun. Sebab, ada tiga jenazah yang harus dimakamkan secara bergantian dari 9 jenazah di hari yang sama.
Setelah menyelesaikan dua jenazah untuk dimakamkan, tim pemakaman kembali ke kamar mayat RSSA untuk memakamkan jenazah berikutnya. Keluarga jenazah berinisial W ingin memiliki nomor antrean 4 setelah pemakaman di Kedungkandang, Karangbesuki, Sukun dan Kasin. Namun, diundur menjadi antrean nomor 5 karena tim pemakaman akan menyelesaikan terlebih dahulu pemakaman jenazah di wilayah Sukun.
"Sesampainya di sana, RSSA, keluarga sempat tidak terima. Lantaran tak sabar menunggu. Pihak keluarga W sempat adu mulut dengan anggota pemakaman, yakni Tri Erwanto dan Alfa. Setelah diizinkan oleh tim TPU Pemakaman Sukun, keluarga tidak berkenan untuk jenazah dimakamkan oleh tim. Mereka memutuskan untuk memanggil ambulans sendiri lantaran merasa sakit hati," kata Dhana.
Bahkan keluarga W sempat bersitegang dengan salah satu anggota PSC 119 bernama Alfa. Seorang petugas sempat membenturkan badannya ke salah satu anggota keluarga jenazah. Cekcok itu sempat diredam oleh polisi yang berusaha menengahi dan akhirnya jenazah dibawa menuju pemakaman.
Sesampainya di tempat pemakaman, salah satu anggota keluarga mendiang W menyadari bahwa peti yang dibawa bukan jenazah keluarganya, melainkan jenazah berinisial S yang seharusnya dimakamkan di TPU Balearjosari.
"Tak terima, keluarga mendiang W akhirnya kembali adu mulut dengan tim pemakaman dan memukul Alfa. Alfa pingsan dan dilarikan ke RKZ (RS Panti Waluyo) untuk mendapatkan perawatan. Kemudian, anggota tim pemakaman lainnya menuju kamar mayat RSSA untuk mengambil jenazah W," urai Dhana.