Mabes Polri Klaim Banjir di Kalsel karena Curah Hujan Tinggi
- VIVA/ Kenny Putra.
VIVA – ???Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan tim Bareskrim sudah menyelidiki penyebab bencana banjir di Kalimantan Selatan untuk memeriksa klaim bahwa bencana itu akibat penebangan liar hutan atau lainnya.
“Bareskrim sudah turun tim, ternyata memang kenapa banjirnya itu, karena faktor curah hujan saat itu sangat tinggi, [sesuai] dari [keterangan] BMKG di sana,” kata Rusdi di Jakarta pada Jumat, 22 Januari 2021.
Bareskrim juga melakukan pengecekan ke syahbandar untuk mengetahui penyebab bencana alam banjir itu. Saat itu, memang terjadi gelombang yang sangat tinggi hingga 2,5 meter.
Baca: Detik-detik Menegangkan saat Banjir Bandang di Puncak Mas
“Itu berpengaruh terhadap arus balik ke daratan seperti itu. Ini sementara hasil turun lapangan dari Bareskrim seperti itu. Bareskrim sudah turun ke Kalsel. Yang dapat diketahui, bahwa hasil BMKG pada saat itu curah hujan sangat tinggi ekstrim,” ujarnya.
Namun demikian, Rusdi mengatakan aparatnya belum meminta keterangan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan. “Memang pada saat itu, Bareskrim memastikan banjirnya karena faktor cuaca,” ujarnya.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menambahkan, Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim sudah mengecek ke Kalimantan Selatan. Ternyata, informasi dari BMKG itu banjir diawali dengan curah hujan sangat tinggi.
“Informasi juga didapat dari syahbandar bahwasanya penyebab banjir adalah gelombang laut yang mencapai 2,5 meter. Itulah penyebab banjir di Kalsel,” kata Ramadhan.
Presiden Joko Widodo sudah meninjau langsung banjir besar di Kalimantan Selatan. Menurut Jokowi, banjir di provinsi yang kaya sumber daya alam itu sudah lama tidak terjadi.
JCurah hujan yang tinggi hampir sepuluh hari berturut-turut, katanya, menjadi penyebab terjadinya banjir besar di Kalimantan Selatan. Bahkan, hingga menggenangi sepuluh kota/kabupaten.
"Ini adalah sebuah banjir besar yang mungkin sudah lebih dari 50 tahun tidak terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan. Daya tampung Sungai Barito yang biasanya menampung 230 juta meter kubik sekarang ini masuk air sebesar 2,1 miliar kubik air, sehingga memang meluap di 10 kabupaten dan kota," kata Jokowi saat meninjau lokasi banjir pada 18 Januari.