Banjir Kalsel, Menko PMK Muhadjir Duga Dampak Badai La Nina

Menko PMK Muhadjir Effendy Saat Meninjau Banjir di Kawasan Puncak, Bogor
Sumber :
  • VIVA/ Muhammad AR

VIVA – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menduga banjir besar yang terjadi di Kalimantan Selatan merupakan dampak dari fenomena alam La Nina. Fenomena anomali cuaca tersebut kerap menyebabkan bencana hidrometeorologi di Indonesia.

Satu Orang Meninggal Dunia Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Sukabumi

"Seingat saya Kalimantan Selatan adalah termasuk wilayah yang tidak dikira akan menghadapi dampak badai La Nina ini. Tetapi namanya kita boleh meramal, boleh berikhtiar, tapi pada akhirnya Tuhanlah yang maha penentu," kata Muhadjir dikutip dari keterangan pers Kemenko PMK, Jumat, 22 Januari 2021.

Menurut Muhadjir, adanya bencana banjir ini merupakan pertanda yang menunjukkan bahwa ketahanan lingkungan di Kalsel masih lemah. Menurutnya, jika ketahanan lingkungan telah kuat, fenomena La Nina tidak akan menyebabkan bencana yang parah.

Longsor di Cianjur, 2 Orang Tewas Tertimbun Material Rumah

Karena itu, lanjut Muhadjir, khususnya warga Kalsel dan para penentu kebijakan, harus betul-betul melakukan semacam koreksi mendasar terhadap masalah penataan lingkungan, termasuk juga tata guna tanah.

Baca juga: Australia Batasi Ekspor Sapi, Kemendag Lirik India dan Brasil

Pesisir Selatan Diterjang Banjir, Gubernur Sumbar Ingatkan Koordinasi Bantuan untuk Warga Terdampak

Muhadjir tak memungkiri bahwa eksploitasi alam menjadi salah satu penyebab banjir besar di Kalsel. Pengelolaan alam yang salah dan sembrono menyebabkan timbulnya malapetaka bencana alam. 

Karena itu, dia meminta kepada seluruh pihak, baik masyarakat umum, pengusaha, dan pemerintah daerah untuk lebih mencintai alam, dan memanfaatkan alam dengan bijaksana.

"Marilah kita memanfaatkan alam ini dengan cara-cara yang bijak, yang arif, dengan penuh perhitungan manfaat dan risikonya. Jangan sampai ternyata manfaat itu lebih kecil dibanding risikonya," ujarnya.

Muhadjir mengatakan, risiko jangan hanya dihitung jangka pendek, tetapi jangka panjangnya. Begitu juga keuntungan, jangan hanya dihitung jangka pendek tapi jangka panjangnya.

"Jangan sampai ada yang mengambil keuntungan terlalu besar (dari lingkungan), sementara sebagian yang lain menanggung risiko terlalu besar," kata Muhadjir.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya