Puting Beliung di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, BMKG Sebut Waterspout
- BMKG
VIVA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menjelaskan, fenomena angin puting beliung yang terjadi di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah. Fenomena itu disebut waterspout.
Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Tirto Djatmiko mengatakan, fenomena puting beliung itu merupakan angin kencang yang bentuknya berputar menyerupai belalai, keluar dari awan Cumulonimbus (Cb).
"Namun tidak semua awan Cb dapat menimbulkan fenomena puting beliung, ada kondisi tertentu seperti ketika kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu yang mengindikasikan udara sangat tidak stabil," kata Hary dalam keterangannya di Jakarta dikutip Kamis, 21 Januari 2021.
Menurutnya, kejadian hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang puting beliun berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau musim pancaroba. Hal ini baik musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
"Indikasi terjadinya hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang puting beliung berdurasi singkat," jelasnya.
Menurutnya, sehari sebelum peristiwa, udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C). Hal ini disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi.
Menurutnya, mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus atau awan putih berlapis-lapis. Fenomena ini terjadi di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
Pun, tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb. Biasanya kejadian ini membuat sekitar menyebabkan pepohonan dahan atau ranting bergoyang cepat.
"Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita," katanya.
Menurutnya, jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi, maka ada indikasi potensi hujan lebat pertama kali turun diikuti angin kencang. Baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.
Ia menjelaskan, sifat-sifat puting beliung berdurasi singkat: sangat lokal, dan luasannya berkisar 5-10 kilometer. Lalu, waktunya singkat sekitar kurang dari 10 menit. Hal ini lebih sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba).
Namun, tidak bisa diprediksi secara spesifik. Sebab, hanya bisa diprediksi 0,5-1 jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda-tandanya dengan tingkat keakuratan <50 persen. Meski demikian, yang perlu diketahui tidak semua awan Cb itu selalu menimbulkan puting beliung