Menteri Kehutanan Beberkan Data Terkait Banjir Kalsel

Proses evakuasi warga terdampak banjir di Kalimantan Selatan
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Menteri Kehutanan Siti Nurbaya membeberkan beberapa informasi penting terkait bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Kalimantan Selatan. Menurut Siti Nurbaya, banjir yang melanda Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, Kalsel, penyebab utamanya karena anomali cuaca ekstrem.

Usai Nyoblos, Bobby Nasution Pantau Banjir di Kota Medan

Dari data yang disampaikannya, curah hujan yang tinggi menjadi penyebab utama musibah banjir yang terjadi di beberapa wilayah Kalimantan Selatan. Ia juga membandingkan curah hujan harian tahun ini dengan tahun sebelumnya. 

"Normal curah hujan bulan Januari 2020 sebesar 394 mm. Sedangkan curah hujan harian 9-13 Januari 2021 sebesar 461 mm selama lima hari," kata Siti Nurbaya dalam keterangannya yang diterima redaksi, Selasa 19 Januari 2020.

Edy Rahmayadi Tinjau Banjir di Kota Medan Sebelum ke TPS: Rakyat Dulu Diurus!

Masih menurut Siti Nurbaya, volume air hujan yang masuk ke sungai Barito total sebanyak 2,08 milyar m3. Sedangkan dalam kondisi normal hanya 238 juta m3. Sebagai tambahan, di Kabupaten  Tanah laut debit sungai  mencapai 645,56 m3 per detik padahal kapasitas hanya 410,73 m3/detik. 

Sedangkan di Kabupaten Banjar debit sungai 211,59 m3/detik padahal kapasitas hanya 47,99 m3/detik dan di Kabuaten Hulu Sungai Tengah tercatat debit sungai  mencapai 333, 79 m3/detik padahal kapasitas hanya 93,42 m3/detik.

Hari Pencoblosan Pilkada 2024, Kota Medan Diguyur Hujan hingga Banjir

Kondisi anomali cuaca atau  kondisi ekstrem banjir seperti ini pernah terjadi  pada tahun 1928 di DTA Barabai. Kondisi saat ini bisa jadi merupakan periode ulang atau re-current period seratus tahun (dalam analisis iklim biasa dihitung periode ulang 50 tahun, 100 tahun dll untuk memperhitungkan kapasitas dam yang akan dibangun). 

Selain itu juga sistem drainase tidak mampu mengalirkan air dengan volume yang besar. Daerah banjir berada pada titik  pertemuan 2 anak sungai yang cekung dan morfologinya merupakan meander (lekukan sungai besar) serta fisiografi-nya berupa tekuk lereng (break of slope), sehingga terjadi akumulasi air dengan volume yang besar. 

Wilayah banjir parah meliputi Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut dan Kabuptaen Hulu Sungai Tengah. Masih menurut Siti Nurbaya, pihaknya saat ini tengah mempelajari potensi kondisi Rob. 

Menteri Kehutanan juga membeberkan persebaran kawasan DAS yang saat ini sebesar 40 persen berada di kawasan hutan dan 60 persen di kawasan yang diperuntukan bagi masyarakat. 

Pointnya, masih menurut keterangan yang disampaikan Siti Nurbaya, perizinan kebun belum terlihat sebagia faktor utama namun saat ini tengah dipelajari secara mendalam.  Selain itu, perizinan tambang juga secara luasan  hanya 37 ribu  Ha dari areal izin 55 ribu Ha sejak 2008.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya