Permintaan Membeludak, JK Harap Penyintas COVID-19 Donorkan Plasmanya

PMI Solo menyediakan terapi alternatif pengobatan pasien COVID-19 dengan memanfaatkan donor plasma konvalesen dari pasien COVID-19 yang sembuh untuk diberikan kepada pasien yang baru terinfeksi.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Ketua Umum Palang Merah Indoensia (PMI) Jusuf Kalla, menyebut setiap hari ada 200 permintaan plasma darah konvalesen. Sementara PMI baru bisa memenuhi 40 plasma per hari. 

Sahkan Kepengurusan PMI Kubu Jusuf Kalla, Menkum Supratman: Kami Telah Beri Jawaban

Karena itu, Wakil Presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019 ini mengharapkan agar mereka yang sudah sembuh dari COVID-19, bersedia menyumbangkan plasma darah konvalesennya. Hal itu agar dapat membantu mereka yang masih berjuang untuk sembuh.

"Sejak bulan Mei 2020 terhitung sudah 7.000 plasma konvalesen didonorkan kepada penderita, atau setara dengan 40 plasma per hari dan itu masih sangat kurang. Seluruh Indonesia permintaan plasma konvalesen ini kurang lebih 200. Artinya dibutuhkan pendonor sebanyak 5 kali lipat," kata JK dalam keterangan resminya, Selasa, 19 Januari 2021.

Disahkan Pemerintah, Ini Struktur Kepengurusan PMI di Bawah Jusuf Kalla

Baca juga: Ridwan Kamil Akui Masalah Data Jadi Kendala Vaksinasi COVID-19

Dengan kurang banyaknya plasma darah konvalesen yang dibutuhkan tersebut, ia berharap bisa terpenuhi dengan kerelaan masyarakat yang sudah sembuh, untuk ikut membantu yang lainnya.

JK Terima Surat Menkum Akui Dirinya Ketum PMI Terpilih: Tidak Ada Dualisme

"Untuk itu para penyintas COVID mau menyumbangkan plasma darahnya sebagai tanda syukur telah sembuh dari COVID," imbuhnya.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu menjelaskan, kerelaan dari penyintas COVID ini sangat dibutuhkan, mengingat plasma darah tidak bisa dibuat oleh manusia atau dihasilkan sendiri oleh tubuh manusia. 

Menurut JK, terapi plasma konvalesen ini telah dikembangkan oleh PMI bekerja sama dengan lembaga Eijkmen dan terbukti sangat efektif untuk menyembuhkan penderita COVID-19 dengan kondisi kritis.

"Hanya itu cara mengurangi dampak dari COVID-19 ini, dengan izin Allah sangat besar tingkat penyembuhannya. Kami di PMI bersama Eijkmen sudah meneliti itu sejak bulan Mei 2020," ujar JK.

Dia optimis dari jumlah penyintas COVID-19 yang mencapai 736 ribu orang, maka kebutuhan plasma konvaselen sebanyak 200 plasma setiap harinya akan bisa dipenuhi.

"Katakanlah 20 persen saja penyintas yang mendonorkan plasmanya, maka semua kebutuhan akan dapat dipenuhi dan kematian bisa dikurangi," kata JK.

Saat ini, katanya, ada 31 dari 236 Unit Donor Darah (UDD) yang dimiliki PMI yang memiliki alat pengelolaan plasma darah konvaselen yang tersebar di seluruh kota besar di Indonesia. JK berharap para penyintas bersedia datang ke UDD itu untuk menyumbangkan plasma darahnya. 

"PMI siap pada 31 UDD yang mempunyai peralatan untuk mengolah plasma ini. Tersebar di seluruh Indonesia dan tentu juga ada beberapa rumah sakit besar yang mempunyai alat pengelola plasma ini," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya