Tak Sampai Tiga Pekan di Awal 2021, Bencana Alam Hantui Indonesia
- dw
Curah hujan tinggi menyebabkan sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan terendam banjir dengan ketinggian 2 – 3 meter. Adapun wilayah yang mengalami banjir antara lain Kab. Banjar, Kab. Tanah Laut, Kab. Hulu Sunga Tengah, dan Kab. Tabalong. Berdasarkan data BASARNAS, tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan nyaris 44 ribu orang harus mengungsi dalam bencana banjir yang melanda sejak 12 Januari lalu.
Dalam pernyataannya pada Minggu (17/01), Greenpeace Indonesia menyebut selain tingginya curah hujan, faktor kepentingan lahan industri seperti pembukaan lahan kelapa sawit dan deforestasi akibat proses pertambangan menjadi penyebab utama terjadinya banjir di Kalimantan Selatan.
“Tingginya curah hujan masih dijunjung sebagai faktor. Padahal, laju krisis iklim yang terus diperparah oleh ketimpangan lingkungan hidup atas kepentingan lahan industri menjadi penyebab utama,” bunyi pernyataan Greenpeace tersebut.
Presiden Joko Widodo meninjau langsung lokasi banjir di Kalimantan Selatan Senin (18/01) siang, tepatnya di Desa Pekauman Ulu, Kab. Banjar. Dalam kesempatan ini, Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk segera memperbaiki insfrasturktur yang rusak dan menangani para pengungsi dengan baik.
“Saya hanya ingin memastikan ke lapangan, yang pertama mengenai kerusakan infrastruktur yang memang terjadi ada beberapa jembatan yang runtuh…Yang kedua hal yang berkaitan dengan evakuasi, saya meihat di lapangan tertangani dengan baik, dan yang ketiga yang berkaitan dengan logistik untuk pengungsi itu yang penting karena hampir 20 ribu masyarakat berada di dalam pengungsian,” ujar Jokowi.
Gempa Bumi di Majene, Sulawesi Barat
Jumat (15/01) dini hari gempa berkekuatan 6,2 magnitudo mengguncang wilayah Majene, Sulawesi Barat. Sedikitnya 84 orang meninggal dunia dan lebih dari 1.000 orang mengalami luka-luka dalam peristiwa ini. Selain itu, lebih dari 30 ribu warga dilaporkan mengungsi.