PKS Tuntut TNI Tegas pada Kapal China di Selat Sunda: Tenggelamkan!

Politikus PKS Sukamta
Sumber :
  • VIVA/Daru Waskita

VIVA – Sebuah kapal milik China, Xiang Yang Hong 3, dicegat oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla) saat melintasi perairan Selat Sunda pada Rabu, 13 Januari 2021. Mendapati masuknya kapal Xiang Yang Hong 3 ini, Bakamla langsung menghalau untuk keluar dari wilayah perairan Indonesia.

Jelang Nataru, Kapal Tanker PIS Rokan dan Natuna Perkuat Distribusi Energi Nasional

Anggota DPR RI Komisi I Sukamta menyebut peristiwa itu akibat lemahnya sistem keamanan laut Indonesia, sehingga berulang kali dimasuki oleh kapal asing.

Wakil ketua Fraksi PKS ini menyebut kejadian seperti ini terus berulang termasuk beberapa kali ditemukan penyusupan seaglider asing oleh nelayan, menunjukkan pemerintah tidak serius menjaga kedaulatan.

Konglomerat Sugiman Halim Investasi Jumbo Saham BOAT, Kepemilikannya Naik Jadi 10,51 Persen

Baca: Polisi Temukan Lima Mayat Disimpan di Freezer Kapal

"Untung ada banyak kapal yang sedang terlibat pencarian korban jatuhnya pesawat SJ-182, sehingga ada yang melihat pergerakan kapal survei China dan melaporkan ke Bakamla. Kapal China ini juga diketahui mematikan Automatic Identification System (AIS) sebanyak tiga kali saat masuk wilayah Indonesia," kata Sukamta, Jumat, 15 Januari 2021.

Reputasi Whitelist Harus Dijaga, PT BKI Ajak Terus Tingkatkan Kualitas Kapal Berbendera Indonesia

"Ini kan mencurigakan. Semestinya pemerintah bertindak tegas terhadap pihak mana pun yang main selundup ke wilayah Indonesia. Jangan hanya digiring dan diawasi, jika perlu ambil langkah seperti Bu Susi Pudjiastuti terhadap kapal nelayan asing yang masuk ke wilayah Indonesia, tenggelamkan!" ujarnya.

Dia meminta menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan serta menteri Pertahanan segera mengambil tindakan yang tegas serta terukur terhadap pelanggaran kapal survei China yang mematikan sistem lacak otomatisnya. 

"Dalih pihak kapal survei China menggunakan Hak Lintas Alur Kepulauan sesuai dengan UNCLOS jangan serta merta diterima. Pihak Bakamla mestinya mencegat dan menahan pihak kapal untuk diinterogasi," ujarnya.

Dia mencurigai, bisa saja saat kapal itu menonaktifkan sistem pelacak otomatisnya malah melakukan kegiatan mata-mata atau tindak kejahatan lainnya seperti penyelundupan narkoba ke wilayah Indonesia. Dia justru menganggap aneh kalau kapal yang jelas melanggar tidak ditahan.

Anggota DPR dari Yogyakarta itu berharap pemerintah segera membenahi sistem keamanan laut Indonesia. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia seharusnya memiliki armada laut terkuat di dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya