Gubernur NTB Ungkap Kekagumannya pada Syekh Ali Jaber
- VIVA/Satria Zulfikar (Mataram)
VIVA – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah melayat ke rumah Syeikh Ali Jaber di Jalan Ade Irma Suryani, Monjok, Mataram pada Kamis, 14 Januari 2021.
Zulkieflimansyah pun mengungkapkan kekagumannya kepada Syekh Ali Jaber. Bahkan ia berharap jenazah dimakamkan di Lombok.
"Kita sebenarnya berharap beliau bisa dimakamkan di Lombok sesuai dengan wasiatnya," katanya.
Baca juga: Gempa Magnitudo 6,2 Baru Saja Guncang Majene-Sulbar
Menurut Zulkieflimansyah, dapat dipahami kenapa jenazah Syekh Ali Jaber diputuskan untuk dimakamkan di Pondok Pesantren Daarul Qur’an, Tangerang Banten.
"Tapi dengan prosedur segala macamnya kita juga mengerti. Allah lebih sayang beliau," ujar Gubernur.
Keluarga Syekh Ali Jaber, Faisal Jaber pun menerangkan bahwa keluarga besar almarhum telah sepakat melaksanakan pemakaman di Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Qur’an (Daqu). Pesantren tersebut merupakan pesantren yang didirikan oleh Ustaz Yusuf Mansur.
"Saudara dan sahabat-sahabatnya ingin beliau dimakamkan di sana. Ada ibunda beliau juga di Jakarta," ujar Faisal.
Faisal juga mengenang kembali pertemuan terakhir dengan Syekh Ali Jaber. Pada November 2020, Syekh Ali Jaber menginap selama lima hari di sana saat berkunjung ke Lombok.
"Waktu itu yang paling lama beliau menginap di sini. Biasanya hanya 1-2 hari," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Syekh Ali sendiri pernah mengungkapkan keinginannya agar kelak saat meninggal dunia, dia ingin dimakamkan di Lombok. Bukan tanpa alasan, bagi Syekh Ali Jaber Lombok memiliki kesan tersendiri baginya.
"Pertama saya berjuang di Indonesia memang di Lombok, anak saya lahir di Lombok. Kakek saya dua duanya kelahiran Lombok," kata Syekh Ali Jaber dalam kanal YouTube-nya pada 30 Desember 2020 lalu.
Dalam tayangan live streaming Wakaf Adventure, pihak keluarga Syekh Ali di Lombok mengaku memiliki harapan agar almarhum Syekh Ali dapat dimakamkan di Lombok.
"Berharap di sini (Lombok) tapi tergantung pihak keluarganya," kata Faisal salah satu keluarga Syekh Ali di Lombok.