Tercatat Sudah 20 Kali Harimau Memangsa Hewan Ternak di Langkat

Harimau Sumatera di Dharmasraya.
Sumber :
  • Dok. pusat rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD)

VIVA - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara mencatat sudah 20 kali harimau menyerang dan menerkam hewan ternak warga berupa lembu, di kawasan Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumut. Terakhir terjadi di lokasi itu, Senin, 11 Januari 2021.

Warga Amankan Barang dan Ternak dari Desa Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi

Seekor lembu mati karena diterkam oleh hewan dengan bahasa latin Panthera Tigris Sumatrae itu. Hal ini sudah membuat warga sekitar resah dengan aktivitas hewan buas itu.

Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi, menjelaskan 20 kali serangan satwa liar dilindungi, dengan perincian Januari 2020 terjadi 2 kejadian, Februari 2 peristiwa, Mei 5 kejadian.

Prabowo Minta Pejabat Jaga Nama Baik: Harimau Mati Meninggalkan Belang

“Juni 6 kali, Oktober 2 kali, Desember 2 kali dan Januari terjadi lagi,” kata Hotmauli, Selasa, 12 Januari 2021.

Baca juga: Harimau Kembali Mangsa 2 Ekor Sapi di Langkat Sumut

Kebakaran Maut Pabrik Pakan Ternak di Bekasi karena Alat Produksi Meledak

Kawasan penyerangan hewan ternak warga itu merupakan perbatasan kawasan Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL) sebagai tempat habitat harimau hidup dan mencari makan. Ditambah lagi, lembu dilepas begitu saja, tanpa dimasukkan ke kandang.

“Area (TNGL) itu, secara hukum statusnya hutan, tapi vegetasinya sudah menjadi kebun sawit dan karet dan sudah berlangsung lama, tanamannya pun sudah tua,” tutur Hotmauli.

Hotmauli mengatakan lembu dibiarkan begitu saja hanya cuma diikat di pohon. Kondisi itu membuat harimau yang beraktivitas mencari makan dengan mudah menerkam hewan ternak warga itu.

“Sementara harimau aktifnya sore, malam, dan subuh. Daerah itu masuk kawasan jelajahnya. Ternak yang tiduran, apalagi diikat, menjadi mangsa empuk. Itu sebenarnya yang terjadi di sana,” kata Hotmauli.

BBKSDA bersama Pemkab dan BBTNGL sudah mengimbau warga agar mengandangkan ternaknya. Namun, imbauan itu hanya dituruti ketika ada konflik dengan harimau.

Hotmauli mengatakan untuk relokasi Harimau Sumatera itu merupakan pilihan terakhir. Pihaknya sudah melakukan pemasangan kamera pemantau hingga memasang kandang jeratan di lokasi untuk mengatasi konflik harimau itu.

“Karena manusia yang merangsek ke rumahnya (harimau),” kata Hotmauli.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya