Kisah Satu Keluarga dari Kota Serang Jadi Korban Sriwijaya Air

14 kantong jenazah untuk 14 potongan tubuh milik korban Sriwijaya Air jatuh
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito

VIVA – Satu keluarga di Kota Serang, Banten, menjadi korban jatuhnya Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, 8 Januari 2021. Korban bernama Arneta Fauzi (39 tahun) bersama tiga anaknya, Zurisya Zuar Zai (8 tahun), Umbu Kristin Zai (2 tahun) dan Faou Nontius Zai yang masih berusia 6 bulan.

Lewat Pesawat Karya Anak Bangsa, Ansar Ahmad Ingin Wujudkan Konektivitas Daerah Terpencil di Kepri

Sebelum pergi ke bandara Soekarno-Hatta, korban sempat meminta dimasakkan sayur sop ke asisten rumah tangga (ART) nya dan makan banyak. 

"Terakhir sebelum pergi, dia kasih uang ke saya Rp100 ribu, buat jajan katanya, saya titip rumah ya (menirukan ucapan korban). Terus dia dandan, medok, pas mau pergi itu dia nyanyi," kata ART korban, Yayuk, ditemui dirumahnya, Senin 11 Januari 2021.

Maskapai AS Spirit Airlines Ditembaki Gangster saat Mendarat di Haiti, Pramugari Terluka

Korban berangkat ke bandara Soekarno Hatta pada Sabtu pagi, sekitar pukul 08.30 WIB. Arneta Fauzi pergi ke Pontianak untuk menemui suaminya, Yaman Zai, yang bekerja sebagai pelaut.

Sampai di bandara, Yayuk mengatakan kalau wajah Arneta pucat dan tidak pamitan ke dirinya. Sedangkan, kedua anak korban yang juga menjadi penumpang Sriwijaya Air SJ 182 melambaikan tangan ke dirinya.

Gandeng The Pokémon Company, Garuda Indonesia Luncurkan Desain Livery Tematik Pikachu Jet GA-2

"Dia bilangnya mau nyusul suami. Pergi sama anaknya, saya ikut nganterin ke bandara, anaknya tiga," terangnya.

Dari rumahnya di Perumahan Taman Lopang Indah, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, Arneta membawa jam tangan sebagai hadiah untuk suaminya, namun sepatunya tak terbawa.

Karena hingga sore tak juga mendapat kabar sampai di Pontianak, sang suami menelpon ke keponakannya di Kota Serang. Karena khawatir, Yayuk menyalakan televisi dan melihat ada kecelakaan pesawat Sriwijaya Air.

"Bapaknya telepon ponakannya, (terus saya bilang) coba setel (nyalakan) televisi, eh iya itu di tv ada. Dia bawa jam tangan buat suaminya, sepatunya mah iya enggak kebawa," ujarnya.

Sebelum kejadian nahas menimpa, Arneta beserta ketiga anaknya, dua kali gagal berangkat menemui suaminya, karena hasil test antigen belum juga keluar. Setelah dinyatakan bebas COVID-19, korban pun berangkat menemui suaminya. 

"Mama Umu (panggilan Arneta) itu udah dua kali pulang, yang pertama itu iya selamat. Ibu itu orang baik, anaknya juga baik-baik. Semoga ada mujizat ya," tuturnya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Serang mengaku turut berbela sungkawa dan sudah mengirimkan tim ke rumah duka di Perumahan Taman Lopang Indah, Kelurahan Unyur, untuk meminta data dan membantu keluarga korban mendatangi posko crisis centre.

"Pemerintah Kota (Serang) turut berbela sungkawa, turut berduka cita atas meninggalnya satu keluarga, sekarang sudah mengirim tim ke domisili. Untuk menanyakan yang sebenarnya, data. Insya Allah akan ada bantuan dari pemerintah," kata Wali Kota Serang, Syafrudin, kepada awak media, Senin 11 Januari 2021.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya