Di HUT ke-48 PDIP, Megawati Tegaskan Visi Misi NKRI Cuma Satu
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP merayakan Hari Ulang Tahun ke-48. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya mengingatkan para kader visi misi tunggal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tertulis jelas dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Menurut Megawati, hal itu perlu kembali diingatkan pada bangsa Indonesia usai pemilihan kepada daerah (pilkada) serentak pada 2020 dan persiapan pemilu 2024. Di mana kegiatan ini relatif tertib, damai dan aman, meskipun teknis penyelenggaraan tidak mudah di masa pandemi.
Selain itu, Megawati juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat, pihak penyelenggara, KPU dan Bawaslu, serta TNI dan POLRI yang menjaga penyelenggaraan Pilkada 2020.
"Mari kita renungkan bersama, saat Pemilu dan Pilkada serentak, saat itu juga setiap calon akan menyampaikan visi misinya. Ada berapa visi misi yang akan disuarakan tahun 2024? Pertanyaan sederhana, dapatkah Pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat dalam wilayah NKRI memiliki visi misi berbeda-beda? Semoga menjadi perenungan bersama, bahwa sesungguhnya visi dan misi NKRI hanya ada satu, yaitu yang terpatri dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia 1945," jelas Megawati dalam live streaming virtual di Jakarta, Minggu 10 Januari 2021.
Untuk itu, Mega mengimbau tak perlu mencari lagi model kebijaksanaan lain, karena sebenarnya sejak bangsa ini berada di jalan revolusi mencapai kemerdekaan, ada satu bintang penuntun, yaitu Pancasila. Dengan dasar-dasar Ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan sosial, maka bangsa ini tidak membutuhkan pedoman lainnya.
Ia menekankan bahwa Pancasila adalah Jalan kebudayaan, dan sekaligus kepribadian bangsa Indonesia. Kondisi sulit bukan menjadi alasan untuk kehilangan kepribadian bangsa, yang dikenal dengan semboyan "sepi ing pamrih, rame ing gawe".
Mega menyampaikan, segala cita-cita, keluhuran dan kesucian batin, jangan kemudian terhalangi oleh gerak individualistis dan materialistis. Karena kesemuanya itu yang akan mengikis sistem demokrasi Pancasila.
"Saat ini adalah momentum yang tepat bagi kita semua, untuk ada dalam satu semangat, semangat gotong royong Pancasila. Tunjukkan dan hidupkan toleransi dan solidaritas di jiwa segenap bangsa," ujar Mega.