3 Kali Diterobos Seaglider Asing, Bukti Lemahnya Pertahanan RI
- bbc
Dari total luas wilayah tersebut, 3,25 juta kilometer persegi adalah lautan dan 2,55 juta kilometer persegi adalah Zona Ekonomi Eksklusif. Hanya sekitar 2,01 juta kilometer persegi yang berupa daratan.
"Ke depan harus meningkatkan early warning system baik secara infrastruktur, peralatan, maupun personel mengikuti perkembangan teknologi. Jangan sampai kita tertinggal terlalu jauh," tutup Haripin.
TNI AL punya alat deteksi
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono membantah bahwa TNI AL tidak memiliki alat untuk mendeteksi benda asing di bawah laut, seperti seaglider.
"Kita punya kapal sonar. Kita bisa mendeteksi saat logam terdeteksi dengan sonar kita. Namun perairan Indonesia cukup luas, sehingga ada keterbatasan di situ," kata Julius.
Julius menjelaskan, luas laut Indonesia masih tidak sebanding dengan jumlah kapal yang dimiliki TNI AL.
Untuk itu, kata Julius, TNI AL tengah melakukan pengembangan dan penambahan alutsista TNI AL untuk menjaga pertahanan wilayah laut Indonesia.
Sementara itu terkait proses penyelidikan, Julius menjelaskan, akan berlangsung sekitar sebulan, bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Sebelumnya, dalam konferensi pers, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan benda asing yang ditemukan adalah seaglider yang tidak diketahui pengguna dan pembuatnya.
"Alat ini dipakai untuk riset bawah laut, oseanografi, karena tidak bisa mendeteksi kapal, jadi bukan kegiatan mata-mata," kata Yudo.