3 Kali Diterobos Seaglider Asing, Bukti Lemahnya Pertahanan RI
- bbc
https://twitter.com/Jatosint/status/1343752266017243137
Spekulasi terakhir, kata Haripin adalah untuk mengukur kemampuan nyata kekuatan pertahanan dan keamanan laut Indonesia.
"Seperti membaca pola pergerakan operasi, kapan meluncur, berlabuh, patroli. Info itu sangat strategis karena mengetahui waktu bolong dan waktu mereka bisa masuk," tambahnya.
"Kekuatan yang terbatas"
Riefqi Muna melanjutkan, kejadian berulang ini "membuktikan Indonesia belum memiliki kemampuan untuk bisa mendeteksi pergerakan seaglider".
"Jadi ketika diketahui tanpa sengaja, itu menunjukan kita tidak memiliki kemampuan untuk bisa mendeteksi. Harus diakui kita memiliki keterbatasan yang sangat serius di situ," kata Muna.
"Jangankan mendeteksi benda untuk operasi bawah laut. Untuk yang di atas permukaan yang kasat mata seperti kapal asing saja sangat terbatas. Masih terjadi pencurian ikan, dan kapal asing masuk," kata Muna.
- Soal Natuna, pemerintah RI didesak tarik dubes dari Beijing dan tinjau ulang proyek dengan China
- Koopssusgab dan keterlibatan TNI dalam antiterorisme yang `butuh batasan jelas`
- Kapal perang TNI AL usir kapal Penjaga Pantai China di perairan Natuna
- Siapkah Indonesia menghadapi ancaman epidemi global?
Untuk itu, pemerintah harus segera melakukan evaluasi agar kejadian ini tidak terulang. Caranya, kata Muna, dengan melakukan akselerasi kekuatan TNI AL baik dalam penguasaan teknologi dan pengembangan sumber daya manusia .
"Indonesia negara maritim, 70% lautan. Pemerintah harus mulai melakukan investasi besar untuk laut kita karena di sana ada kedaulatan, kesejahteraan, dan masa depan," ujarnya.