Bio Farma: RI Sudah Mengamankan 329,5 Juta Dosis Vaksin COVID-19

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – PT Bio Farma mengklaim bahwa pemerintah telah mengamankan pasokan vaksin COVID-19 sebanyak 225,5 juta dosis dari sejumlah perusahaan biofarmasi pengembang vaksin. Vaksin itu dalam kondisi aman dan disimpan dengan standar tinggi dan siap digunakan pada 2021.

Bio Farma Raih Kontrak Ekspor Vaksin Rp 1,4 Triliun, Erick Thohir Dorong Produksi

Pasokan vaksin COVID-19 itu di antaranya dari pengembang perusahaan biofarmasi kerja sama Amerika Serikat dan Kanada, Novavax, dan perusahaan dari Inggris dan Jerman, AstraZeneca.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menjelaskan kepada Erick Thohir bahwa perusahaan milik negara itu sudah memastikan penyediaan vaksin sebanyak 225,5 juta dosis dan tambahan 104 juta dosis yang masih berproses dalam kondisi aman.

Vaksin HFMD Sudah Ada, Berapa Efikasinya untuk Cegah HFMD atau Flu Singapura?

Baca: Terungkap, 7 Penyakit Lebih Mematikan dari COVID-19

“Sampai dengan saat ini, setidaknya Indonesia sudah mengamankan sebanyak 225,5 juta dosis, dan 104 juta dosis masih berproses," ujar Honesti, Jumat, 8 Januari 2021.

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Memotivasi dan Inovatif

Honesti memastikan untuk sistem distribusi vaksin, Bio Farma memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT), yakni dalam proses pengantaran vaksin terpantau secara real time. Maka Bio Farma mampu mengambil tindakan tertentu apabila terjadi peristiwa yang tidak biasa pada vaksin.

"Sehingga total yang sudah diamankan oleh Indonesia sebanyak 329,5 juta dosis dari total kebutuhan 426 juta dosis, untuk masyarakat Indonesia, yang kita dapat dari berbagai sumber," katanya.

Direktur Digital HealthCare Bio Farma Soleh Ayubi sebelumnya mengatakan, sistem distribusi ini terintegrasi secara bertahap dengan sistem lain di dalam dan di luar Holding BUMN Farmasi, termasuk Command Center yang dilengkapi dengan dashboard Internet of Things (IoT).

Hal itu untuk memonitor segala kondisi yang terjadi dalam perjalanan, termasuk batasan suhu yang dipantau secara real time, lokasi, kecepatan dan kondisi darurat lainnya dan dashboard tracking vaksin untuk memonitor pergerakan vaksin.

“Penerapan dari SMDV ini merupakan sistem pertama di dunia yang diterapkan di vaksin COVID-19, di mana sistem ini akan memantau posisi truk, suhu dari vaksinnya, yang terus ter-update dalam lima menit sekali yang akan terlapor ke Command Center di Holding BUMN Farmasi," ujarnya.

"Ke depannya, SMDV ini bisa diterapkan untuk produk vaksin atau produk farmasi lainnya, sehingga tidak akan ada lagi berita vaksin palsu, atau produk farmasi yang tidak teregister namun berada di pasaran." (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya