Doni Monardo: Sekarang Klaster Keluarga Paling Banyak
- BNPB.
VIVA – Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Letjen TNI Doni Monardo, mengatakan saat ini penyebaran COVID-19 sudah bergeser kepada klaster keluarga. Menurut dia, awalnya penularan virus corona terjadi pada klaster keagamaan.
"Bahwa awal kasus COVID di Indonesia paling banyak itu dari klaster keagamaan, bahkan tokoh-tokoh agama tidak sedikit yang wafat," ujar Doni dikutip dari Youtube BNPBÂ pada Kamis, 7 Januari 2021.
Dia menyampaikan dari klaster keagamaan bergeser ke tempat keramaian seperti pasar dan kantor. "Tempat-tempat keramaian, perkantoran dan sekarang adalah klaster keluarga yang paling banyak," lanjut Doni.
Namun, Doni mengatakan klaster keluarga ini rata-rata terdampak dari mereka yang beraktivitas di luar rumah. Hal ini bila ada keluarga yang usia muda bekerja di luar dengan mobilitas tinggi, tapi rata-rata mereka tidak menunjukkan gejala tapi sebetulnya sudah positif COVID-19.
Dengan kondisi itu lantas pulang ke rumah hingga kemudian menulari anggota keluarga tanpa disadari. "Ini yang harus diingatkan," ujarnya.
Maka itu, Doni selaku Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan seluruh masyarakat untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan COVID-19 meskipun berada di rumah. Imbauan ini juga terutama anggota keluarga yang sering beraktivitas di luar rumah.
"Jadi, walaupun di rumah, harus tetap mengikuti protokol kesehatan, ini harus kita sampaikan kepada seluruh masyarakat agar betul-betul paham. Oleh karenanya, pakai masker dan jaga jarak sangat penting," jelas dia.
Kurva kasus COVID-19 di Tanah Air masih memperlihatkan kenaikan hingga per Rabu, 6 Januari 2021, dengan adanya penambahan sebanyak 8.854. Dengan tambahan kasus itu, maka total pasien terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 788.402 kasus sejak wabah virus itu melanda Tanah Air.
Namun, kabar baiknya pasien sembuh juga meningkat dengan penambahan 6.767 menjadi 652.513. Untuk pasien meninggal bertambah 187 menjadi total sementara 23.296. (ase)
Baca Juga: Pemerintah Batasi Kegiatan Masyarakat di Wilayah Jawa dan Bali