Jokowi Puji Universitas Brawijaya yang Produktif Ajukan Hak Paten
- VIVA/ Lucky Aditya
VIVA – Universitas Brawijaya (UB) Malang menerima penghargaan dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, sebagai perguruan tinggi peringkat pertama yang mengajukan paten terbanyak selama masa pandemi COVID-19.
Total selama pandemi hak paten yang diajukan UB Malang sebanyak 159. Ini menjadi yang tertinggi, apalagi di tengah-tengah pandemi COVID-19. Prestasi itu, mendapat pujian dari Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi yang hadir secara virtual dalam Dies Natalis ke-58 Universitas Brawijaya, mengapresiasi langkah UB Malang tersebut. Setelah mendapat predikat itu, Presiden berharap UB tidak berhenti pada kepemilikan hak paten. Namun, melanjutkan dengan kerja sama antara kampus maupun industri untuk mengembangkan hasil riset dan teknologi.
Baca juga: ICW Kritisi Makin Banyaknya Perwira Polri Jadi Pejabat di KPK
"Saya memperoleh laporan selama pandemi, total paten yang diajukan oleh para inventor UB. Tertinggi di Indonesia dalam kategori universitas. Saya berharap tidak berhenti pada jumlah paten dan harus dilanjutkan dengan jalinan kerja sama untuk memperkuat hasil riset dan inovasi itu melalui kolaborasi antara universitas dengan dunia industri untuk kemajuan bangsa," kata Jokowi, Selasa 5 Januari 2020.
Jokowi menyebut, inovasi adalah kunci. Untuk itu dia berharap perguruan tinggi harus terus melakukan beragam inovasi. Serta mendorong dosen dan mahasiswa terus berinovasi. Kampus diharapkan, memfasilitasi mahasiswanya agar mengenal dunia praktisi untuk menambah sistem pembelajaran.
"Cara-cara baru harus kita kembangkan. Keinginan mahasiswa dan dosen untuk berinovasi harus terus ditumbuhkan. Kreasi-kreasi baru harus difasilitasi dan dikembangkan. Kerja sama dengan praktisi ini bukan hanya memberikan pengalaman kerja tapi juga bisa bekerjasama untuk penelitian dan pengembangan teknologi," papar Kepala Negara.
Ketua Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) UB Malang, Elok Zubaidah, mengatakan upaya untuk mendorong jumlah paten di masa pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi sentra HKI UB. Pasalnya, pihak HKI harus menjemput bola para inventor yang produknya sudah layak mendapatkan paten.
"Masa pandemi merupakan tantangan tersendiri bagi sentra HKI. Karena semua program yang sudah tersusun diantaranya sosialisasi, pelatihan drafting paten tidak bisa dilaksanakan secara langsung. Sehingga diperlukan strategi secara daring," tutur Elok.
Sementara itu, Rektor UB Malang, Nuhfil Hanani mengatakan, pengajuan paten oleh para pemilik hak kekayaan intelektual UB masuk dalam kategori Intellectual Property Rights (IPR).
"IPR ini terdiri dari paten dan hak cipta. Hak paten kita nomor satu sebenarnya. Tapi hak ciptanya kita berada pada urutan nomor tiga," kata Nuhfil.