Komnas HAM: Kekerasan Masih Dikedepankan Ketimbang Dialog

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik
Sumber :
  • tvOne

VIVA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyampaikan catatan akhir tahun mengenai HAM. Salah satu yang disoroti oleh Komnas HAM adalah praktik kekerasan yang masih mewarnai kehidupan di Tanah Air.

Chandrika Chika Diduga Lakukan Penganiayaan, Korban Sudah Jalani Visum

"Sama halnya dengan tahun 2019, pada tahun 2020 ini, praktek-praktek kekerasan masih mewarnai kehidupan politik dan pembangunan di Indonesia," kata Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, dalam laporannya pada Rabu, 30 Desember 2020.

Jika pada 2019 ada kejadian unjuk rasa yang menyebabkan hilangnya nyawa dan ratusan cedera, maka kejadian yang mirip juga terjadi pada 2020. Yakni pada saat unjuk rasa penolakan Undang-Undang Cipta Kerja Omnibus Law.

Kronologi Chandrika Chika Diduga Lakukan Tindak Kekerasan, Gegara Laki-laki?

"Unjuk rasa penolakan terhadap UU Cipta Kerja di berbagai kota di Indonesia, diwarnai praktek kekerasan baik dari aparat penegak hukum mau pun dari pengunjuk rasa. Pendekatan yang lebih dialogis masih jauh dari kenyataan karenanya perbadaan pandangan politik selalu disikapi dengan tindakan yang mengedepankan kekerasan," ujar Damanik.

Baca juga: Selidiki Kasus 6 Laskar FPI, Komnas HAM Malah Dapat Doxing

Perubahan Iklim Melemahkan Ekonomi dan Keamanan Perempuan, Menurut Komnas

Hal yang sama juga masih terjadi di Papua. Praktik-praktik kekerasan dari berbagai pihak juga disebut masih membuat tanah Papua bergejolak hingga saat ini.

"Di Papua, kekerasan pun masih berlanjut, dilakukan oleh aparat TNI/Polri maupun oleh OPM sehingga suasana damai belum terjadi di tanah Papua," kata Damanik.

Konflik agraria atau lahan juga mendapatkan sorotan dari Komnas HAM. Penyelesaian konflik agraria juga disebut masih mengedepankan pendekatan represif ketimbang yang humanis.

"Sementara solusi yang lebih bermartabat dan menghormati prinsip hak asasi manusia tidak dipilih. Kebebasan berekspresi, berpendapat, berorganisasi dan berkeyakinan/beragama pun belum mendapatkan penghormatan yang tinggi dari negara," lanjut Damanik. (ren)

Ilustrasi video kekerasan.

Kompolnas dan IPW Sepakat, Tindak Tegas Dugaan Kekerasan Bersenjata Anggota DPR di Pekalongan

Kasus dugaan penculikan dan penganiayaan ini pun sempat ramai menjadi perbincangan di media sosial, terutama di Jawa Tengah. 

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024