Pendukungnya Banyak Ditangkap, Komitmen Prabowo-Sandi Dipertanyakan
- Istimewa/Sadat
VIVA – Rivalnya Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin pada Pemilu Presiden 2019, yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, saat ini sudah bergabung ke dalam Pemerintahan Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Prabowo diangkat menjadi Menteri Pertahanan, sedangkan Sandi dilantik jadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, mengatakan memang tidak ada masalah Prabowo dan Sandi menjadi pembantu Presiden Jokowi untuk pemerintahan lima tahun ke depan. Tapi, harusnya Prabowo dan Sandi punya komitmen melindungi pendukungnya.
“Bagaimana mereka tetap memiliki komitmen untuk melindungi mengupayakan kepentingan para pendukungnya yang banyak dipersekusi, mudah sekali dilaporkan, mudah sekali ditangkap dan sebagainya,” kata Refly dikutip dari Youtube pada Rabu, 30 Desember 2020.
Sebenarnya, Refly mengatakan, pilihan Prabowo dan Sandi masuk pemerintahan itu bicara etik dan pilihan politik. Menurut dia, tidak ada kaitannya dengan pelanggaran hukum.
“Hanya secara etik tentu melukai banyak orang, terutama emak-emak yang sudah banyak antusias bahkan mengeluarkan biaya sendiri untuk mendukung Prabowo dan Sandi. Tapi faktanya, yang didukung malah lari ke tempat yang justru nikmat,” ujarnya.
Memang, kata dia, harusnya Presiden Jokowi juga tetap menegakkan demokrasi. Karena, terlalu mudah orang di negeri ini dipenjarakan hanya karena perbedaan pendapat dengan bahasa penghinaan, penyebaran kebencian, berita bohong dan sebagainya.
“Padahal, mereka yang melakukan itu sebenarnya ingin kritis pada kekuasaan. Munarman misalnya, bagaimana mungkin dikatakan menyebarkan berita hoaks ketika menanggapi secara emosional kejadian saat itu yang dianggapnya tidak adil. Tapi malah dilaporkan. Ketika dilaporkan balik tidak diproses,” jelas dia.
Anehnya lagi, lanjut Refly, kasus Haikal Hassan alias Babe Haikal. Menurut dia, kasus Babe Haikal paling aneh di dunia ini, karena mimpi saja dilaporkan dan diperiksa pula oleh aparat kepolisian. Aneh bin ajaib.
“Kita tidak tahu apakah Babe Haikal bermimpi betul atau tidak. Masa akan ditanyakan bagaimana ciri-ciri Nabi Muhammad oleh penyidik, penyelidik membuat konstruksi atau rekonstruksi, kan tidak bisa begitu,” katanya.
Makanya, Refly mengatakan banyak orang menduga proses hukum seperti ini lebih dikaitkan posisi politik. Sebab, Babe Haikal merupakan Sekretaris Habib Rizieq Shihab (HRS) Center dan juga Juru Bicara PA 212.
“Kelompok-kelompok yang diangap pemerintahan saat ini bahkan dianggap sebuah kelonpok 'garis keras',” katanya.
Padahal, Refly menyebut perbuatan yang paling berbahaya di republik ini adalah koruptor, apalagi bisa bersembunyi di kekuasaan istana. Tapi biasanya, kekuasaan selalu mencari kambing hitam yang mudah dikriminalkan, ketimbang menyelesaikan problem sesungguhnya bangsa ini.
“Problem sesungguhnya bangsa ini adalah korupsi merajalela dari tahun ke tahun. Belum ada presiden yang berhasil pemberantasan korupsi meskipun sudah membentuk KPK,” tuturnya.