Intelektual NU Ajukan Diri Gantikan Menag Debat dengan Fadli Zon

Politikus PDIP Zuhairi Misrawi dalam forum konsolidasi kader PDIP se-Sumatera Utara di Kabupaten Asahan, Minggu, 16 Desember 2018.
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – Intelektual muda Nahdlatul Ulama Zuhairi Misrawi mengajukan diri menggantikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk meladeni tantangan debat politikus Partai Gerindra Fadli Zon terkait tema bahaya populisme Islam.

Tim Presidium MLB NU Temui Abuya Muhtadi Dimyati, Dapat Wejangan Khusus

Zuhairi alias Gus Mis mengaku siap melayani tantang Fadli Zon untuk Yaqut agar sang menteri berkonsentrasi menjalankan tugasnya untuk negara. Dia mengajukan diri karena merasa memiliki kegelisahan yang sama dengan Yaqut atas masalah kebangsaan menyusul menguatnya gejala populisme Islam akhir-akhir ini.

“Soal Bahaya Populisme Islam, saya siap berdebat dengan Fadli Zon. Saya sebagai kader NU, seperti Menag yang kader NU punya kegelisahan yang sama. Biar Menag fokus mengabdi pada negeri, cukup kader NU saja yang melayani tantangan debat Fadli Zon. bisa gelar di FISIP UIN Jakarta,” tulis Zuhairi dalam akun Twitter-nya, @zuhairimisrawi.

Bolos Rapat Lagi, DPR: Menag Yaqut Tak Patuh UU

Baca: Fadli Zon Kritik Keras Gus Yaqut Gegabah Pelintir Populisme Islam

Namun, sebelum Fadli bersedia berdebat, Zuhairi menyarankan mantan wakil ketua DPR itu untuk membaca buku Populisme Islam di Indonesia dan Timur Tengah yang ditulis oleh Vedi R. Hadiz. Dia memperlihatkan sampul buku terbitan LP3ES agar Fadli lebih mudah mengenali bukunya.

Geramnya Anggota DPR ke Menag Yaqut yang Mangkir Rapat, Minta Menag Berikutnya yang Kompeten

Zuhairi, lulusan Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, memandang aneh Fadli sebagai politikus partai nasionalis tetapi tampak membela populisme Islam, sehingga memperlihatkan paradoks dan kerancuan.

Dia mempertanyakan kapasitas intelektual Fadli sehingga menantang Yaqut untuk berdebat. "Fadli Zon ngajak berdebat dengan Menag @YaqutCQoumas tentang Populisme Islam. Fadli Zon ini sepintar apa sih? Kelihatan sekali dia ini tidak mengerti Populisme Islam," tulisnya.

Dalam akun Twitter @fadlizon, Fadli menantang Yaqut untuk berdebat secara terbuka tentang populisme Islam setelah sang menteri memunculkan wacana itu yang menjadi salah satu sumber konflik. Fadli menilai bukan kapasitas Yaqut untuk berbicara tema itu karena dia seorang menteri. 

"Ayo kita berdebat di ruang publik apa itu 'populisme', 'populisme Islam' dan apa urusannya Menag ngurusi ini. Apa tupoksinya?" tulis Fadli.

Yaqut sebelumnya memang berjanji akan menghentikan populisme Islam yang berkembang di Indonesia. "Agama dijadikan norma konflik. Dalam bahasa paling ekstrem, siapa pun yang berbeda keyakinannya, maka dia dianggap lawan atau musuh, yang namanya musuh atau lawan ya harus diperangi. Itu norma yang kemarin sempat berkembang atau istilah kerennya populisme Islam," ujar Yaqut dalam sebuah forum diskusi secara virtual, Minggu, 27 Desember. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya