Baru Dua Pekan Dioperasikan, RS Lapangan Nyaris Penuh Pasien COVID-19
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Rumah Sakit Lapangan Ijen Boulevard di Kota Malang, Jawa Timur, terus menambah jumlah ketersediaan bed (kasur), tenaga kesehatan hingga alat kesehatan sejak dioperasikan pada 17 Desember 2020. Penambahan bed dan peralatan medis karena pasien COVID-19 yang dirawat terus bertambah.
Kepala RS Lapangan Ijen Boulevard Heri Sutanto mengatakan, penambahan akan terus dilakukan sampai daya tampung 306 bed terpenuhi. Sekarang tersedia 174 bed, sehingga angka itu menjadi batas penerimaan pasien.
"Kami akan melakukan penambahan bed sampai daya tampung maksimal. Alat kesehatan juga akan kami tambah terus. Tenaga kesehatan mencukupi, sekarang terus menambah sampai menyesuaikan jumlah pasien," kata Heri pada Senin, 28 Desember 2020.
Baca: Satgas COVID-19 Jatim Dalami Kerumunan di Pemakaman Habib Hasan
Sejak dioperasikan pada 17 Desember, total pasien yang dirawat di RS Lapangan berjumlah 158 orang. Pasien yang masih dalam perawatan 107 orang. Sebanyak 36 pasien telah sembuh, 8 pasien dengan kondisi berat dipindah ke rumah sakit rujukan, dan 7 pasien melanjutkan isolasi mandiri.
Sementara ini berdasarkan ketersediaan bed, yang sudah terpakai sekira 60 sampai 70 persen. Jumlah bed akan ditambah lagi hingga mencapai maksimal 306 unit.
RS Lapangan Ijen Boulevard Kota Malang disediakan untuk pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang. Dilengkapi dengan high care unit, alat bantu pernapasan dan beberapa monitor medis. Jika ada pasien dengan kondisi memburuk akan langsung dibawa ke RS rujukan terdekat.
RS Lapangan Ijen Boulevard dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk meningkatkan imunitas pasien agar cepat sembuh, di antaranya tempat karaoke, kafe yang beroperasi selama 24 jam nonstop, sarana olahraga mulai fitnes hingga jogging track. Disediakan televisi di kamar serta jaringan internet nirkabel. Pasien juga dipantau lewat kamera pengintai yang dipasang di kamar dan sudut-sudut rumah sakit.
"Kita sudah melakukan interview untuk mengukur kepuasan layanan terhadap masing-masing pasien. Sampai sejauh ini belum ada yang merasakan kurang nyaman," kata Heri.