Tahun Baruan Dilarang, Efek 3 Kali Lonjakan COVID-19 dari Liburan
- VIVA.co.id/ Adi Suparman.
VIVA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melarang seluruh warga di Jabar merayakan Tahun Baru 2021 dengan menggelar kegiatan-kegiatan yang mengundang banyak orang. Larangan itu guna menghindari lonjakan kasus positif COVID-19 sebagai dampak libur panjang akhir tahun. Aturan yang sama juga harus dilakukan oleh bupati/wali kota, terutama di daerah yang memiliki banyak destinasi wisata yang berpotensi dikunjungi banyak orang.
Berdasarkan pengalaman tiga kali libur panjang sebelumnya, tren kasus positif COVID-19 selalu meningkat. Tren kasus yang meningkat pascalibur panjang itu membuat upaya perimbangan pemerintah antara penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi seolah sia-sia.
“Saya mengimbau kepada seluruh warga Jabar dalam menyambut tahun baru 2021 untuk tidak melaksanakan kegiatan yang bersifat keramaian dalam acara–acaranya,” ujar Ridwan Kamil, Senin 28 Desember 2020.
Pada 18 Desember 2020, Gubernur mengeluarkan Surat Edaran Nomor: 202/KPG.03.05/HUKHAM tentang Pelarangan Perayaan Tahun Baru 2021 dan Pencegahan Kerumunan Massa yang ditujukan kepada seluruh bupati/wali kota se-Provinsi Jabar.
Ada tiga hal yang perlu dihindari oleh semua stakeholders (pemangku kepentingan) terkait perayaan Tahun Baru, yakni kerumunan, keramaian, dan pergerakan orang. Sebab dalam situasi seperti ini besar kemungkinan droplet dari mulut maupun hidung terbang ke udara akibat aktivitas bersin atau batuk, ngobrol lebih dari lima belas menit, karaoke atau pidato, serta aktivitas meniup terompet.
“Kita kurangi kerumunan, kita kurangi kegiatan yang mengundang keramaian dan pergerakan orang. Imbauan ini semata-mata karena pandemi COVID-19 belum selesai," kata Ridwan.
Mantan Wali Kota Bandung itu mengingatkan, pandemi COVID-19 belum selesai dan belum ada yang tahu kapan persisnya wabah akan berakhir. Pada saat kali pertama melanda Indonesia pada Maret 2020, para pakar dunia memprediksi pandemi itu akan berlangsung selama tiga tahun. Namun, seiring kemunculan banyak vaksin, termasuk di Indonesia, muncul pula harapan pandemi dapat berakhir lebih cepat.
Meski begitu, cakupan vaksin setiap negara berbeda tergantung kemampuan ekonomi. Di tengah resesi seperti sekarang, kembali muncul kekhawatiran pandemi di negara–negara berkembang dan miskin dapat berlangsung lebih lama, bahkan kembali ke skenario awal.
Ridwan Kamil memastikan pandemi di Indonesia, termasuk Jawa Barat, dapat dikendalikan. Apalagi uji coba vaksin Sinovac Bio Farma tahap ketiga sedang dilakukan di Kota Bandung dengan hasil menggembirakan. “Mudah-mudahan imbauan saya ini tidak mengurangi semangat menyambut 2021 yang lebih optimistis, lebih baik, dan insyaallah terbebas dari pandemi COVID-19,” katanya.
Jumlah kasus COVID-19 masih tinggi. Cara yang paling efektif dilakukan untuk mencegah penularan ialah dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: Memakai masker, menjaga jarak dan jauhi kerumunan serta mencuci tangan pakai sabun. (ren)
#ingatpesanibu
#satgascovid19
#pakaimasker
#cucitanganpakaisabun
#jagajarak