Logo BBC

21 Tahun Menanti, Pasutri Tertua dari Madura Berhasil Punya Anak

Su'diyah BBC Indonesia
Su'diyah BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Tepat pada 16 Februari 2019, mereka bertemu dokter Benediktus Arifin untuk memulai program.

Bukan Pilihan Mudah

Pilihan untuk mengikuti program bayi tabung, tak lantas membuat perjuangan Su`diyah dan suaminya menjadi lebih mudah. Hari-hari yang lebih berat harus mereka hadapi untuk bisa mewujudkan keinginan menggendong buah hati.

Pasutri itu harus bolak-balik Sumenep - Surabaya dengan menempuh 6 jam perjalanan darat.

Bahkan, mereka harus rela berangkat pukul 02.00 dini hari agar bisa datang tepat waktu ketika mendapat jadwal pemeriksaan pagi.

Pernah, dalam perjalanan pulang dari Surabaya, mini bus yang mereka tumpangi terlibat kecelakaan di Kabupaten Pamekasan, Madura. Beruntung, peristiwa itu tidak sampai memakan korban, hanya merusak pintu kendaraan.

Su`diyah dan Somidi juga mendapati kenyataan bahwa embrio yang dihasilkan dari peleburan sel sperma dan sel telur mereka tidak bisa langsung ditanam. Sehingga prosesnya menjadi lebih lama.

"Ketika kami persiapan untuk penanaman itu kami harus melihat bahwa rahim harus bagus, indung telur harus bagus, pada saat itu memang ada kista yang harus kami bereskan dulu, kemudian kami lakukan operasi mini untuk dibereskan, kemudian kami persiapkan lagi rahimnya," dokter Benediktus menjelaskan.

Embrio, baru bisa ditanam pada April 2020, atau 14 bulan setelah keduanya memulai program bayi tabung.

Total butuh waktu 23 bulan hingga akhirnya Su`diyah melahirkan. Selama masa penantian, Su`diyah juga wajib mengonsumsi beragam obat dan harus menghindari beberapa makanan.