Kolaborasi TNI-Polri Krusial untuk Tindak Tegas Ekstremis Radikal

Polri dan TNI gelar apel siaga
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bayu Nugraha

VIVA – Kerja sama solid antara Polri dan TNI dinilai sangat krusial dalam menjaga stabilitas negara. Kolaborasi kedua institusi tersebut dalam menindak tegas kelompok ekstrem radikal pun amat didukung.

Saut Situmorang Minta Kasus Pagar Laut Diproses Hukum: Jangan Cuma Dibongkar Pakai Tank

Pakar Hukum Pidana dari Universitas Indonesia (UU), Indriyanto Seno Adji mengatakan, sesuai prinsip negara hukum, perlu tindakan tegas terhadap pelanggar keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) dalam berbagai keadaan dan kondisi yang membahayakan kehidupan bernegara.

"Maka, pendekatan hukum menjadi prioritas terhadap siapa pun yang mengganggu stabilitas keamanan. Kolaborasi TNI-Polri memberi legitimasi bagi penanggulangan gangguan kamtibmas," ujar Indriyanto kepada wartawan, Rabu, 23 Desember 2020.

Bareskrim: Kasus Deepfake Video Prabowo Dilakukan Sindikat, 1 Pelaku Masih Buron

Namun, kata dia, bila kelompok-kelompok intoleran berpotensi memecah belah bangsa dan sudah mengganggu stabilitas dan Kedaulatan Negara (Sovereignty of State), maka sesuai konstitusi, UU TNI maupun UU Polri, kedua institusi wajib mempertahankan Kedaulatan NKRI dari siapa pun yang berpotensi mengganggu stabilitas dan kedaulatan negara.

"Termasuk ormas-ormas berkarakter ekstrem radikal seperti FPI," imbuhnya.

Polri Ciptakan Benih Jagung Bhayangkara, Begini Penampakan dan Keunggulannya

Hal senada diungkapkan pakar hukum dari Universitas Indonesia Gandjar Laksmana Bonaprapta. Menurutnya, Polri adalah alat negara di bidang penegakan hukum dengan tugas utama menjaga kamtibmas. 

"Menurut saya Polri harus fokus dulu pada tugas penegakan hukum itu: menangani (terutama) terjadinya tindak pidana termasuk mencegahnya," ujar Gandjar, saat dihubungi terpisah.

Dia menambahkan, stabilitas keamanan, sikap intoleran, potensi memecah belah bangsa dan lain-lain itu harus tetap dikaitkan dengan adanya tindak pidana, agar Polri lurus dalam pelaksanaan tugasnya. "Apa pun sikapnya, kalau tidak ada tindak pidana tentu bukan tugas utama Polri," kata Gandjar.

"Kita dukung profesionalisme Polri. Apa ukuran profesionalismenya? Kemampuan melaksanakan tugas penegakan hukum sesuai aturan hukum. Itu saja," katanya.

Baca juga: Polisi Bakal Tes COVID-19 Bagi Warga yang Keluar Masuk Jakarta

Polisi menangkap pelaku pembuat video palsu yang menampilkan Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan beberapa pejabat lain

Pelaku Penipuan Deepfake Modus Catut Nama Presiden Prabowo untuk Bansos Beraksi Sejak 2020

Bareskrim Polri berhasil mengungkap kasus penipuan yang memanfaatkan teknologi deepfake untuk mencatut nama Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah pejabat negara.

img_title
VIVA.co.id
23 Januari 2025