Guru Besar UI Kritik Keras Kedubes Jerman Terkait FPI

Pakar Hukum Internasional Hikmahanto Juwana
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menilai ada beberapa hal yang harus disikapi secara serius oleh Kedutaan Besar Jerman terkait viralnya foto yang menggambarkan seorang diplomatnya ke Markas Front Pembela Islam atau FPI

Industri Plastik dan Karet Indonesia Didorong Akselerasi Penerapan Ekonomi Hijau

Akademisi yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani itu mengatakan terkait hal itu Kedubes Jerman di Jakarta telah memberikan klarifikasi bahwa seorang pegawai-nya berusaha untuk mendapatkan gambaran tersendiri mengenai situasi keamanan yang bersangkutan, karena demonstrasi pada Jumat lalu, melintasi kawasan kedutaan.

“Klarifikasi demikian sangat merendahkan tingkat kecerdasan publik dan pemerintah Indonesia,” kata Himahanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima VIVA pada Senin 21 Desember 2020

FPI Jakarta Resmi Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub Jakarta 2024

Ia menyebut, ada empat alasan untuk ini. Pertama tidak dijelaskan apakah pegawai Kedutaan Jerman tersebut seorang diplomat atau bukan.

“Kedua, tidak seharusnya pegawai kedutaan mencari tahu tentang sesuatu dengan mendatangi Markas FPI,” ujarnya.

Ciut Colek Rusia, Jerman Setop Rudal Taurus ke Ukraina?

Menurut Hikmahanto, bila pegawai tersebut ingin mencari tahu seharusnya dilakukan di tempat yang netral, seperti hotel ataupun rumah makan.

“Ketiga, adalah tindakan bodoh dari pegawai Kedubes Jerman untuk datang ke Markas FPI di era sosial media. Siapa saja tentu dapat mengambil gambar dan mem-postingnya di sosial media,” katanya.

Terakhir, lanjut Hikmahanto, pegawai tersebut bahkan tidak cerdas dan sensitif dengan situasi politik yang belakangan berkembang di Indonesia.

“Pegawai tersebut seolah membiarkan negara Jerman dijadikan legitimasi untuk satu pihak dan pada saat bersamaan sebagai tindakan yang tidak bersahabat oleh pihak yang lain,” tuturnya.

Ia menambahkan, patut disayangkan klarifikasi dilakukan dalam waktu yang cukup lama meski Kedubes Jerman memberi alasan Sabtu dan Minggu libur.

“Sebaiknya Duta Besar Jerman untuk Indonesia mengklarifikasi hal ini dan meminta maaf secara terbuka,” ucap Hikmahanto.

Selanjutnya, Duta Besar Jerman segera memulangkan pegawai Kedubes yang telah bertindak secara ceroboh.

“Ini untuk mencegah rusaknya hubungan diplomatik Indonesia dan Jerman,” katanya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya