Khofifah Sudah Bilang Vaksin COVID-19 Sinovac Halal
- Humas Pemprov Jatim
VIVA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjamin bahwa vaksin Sinovac 'anti COVID-19' yang akan diberikan pemerintah kepada masyarakat berstatus halal. Padahal, sertifikasi halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) soal itu belum keluar.
Bahkan, penelitian dan pengkajian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan efektif dan aman tidaknya Sinovac belum juga keluar.
Hal itu disampaikan Khofifah usai meninjau simulasi vaksinasi di RSI Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat, 18 Desember 2020. Hadir pula dalam kesempatan itu, Ketua Umum MUI Miftachul Akhyar, Ketua Nahdlatul Ulama Jatim Marzuki Mustamar, Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Muhammad Budi Hidayat, dan Dirut RSI Surabaya, Ramdhani.
"Alhamdulillah, hari ini pelaksanaan simulasi vaksin COVID-19 di Jatim dihadiri oleh Ketua Umum MUI Pusat KH Miftachul Akhyar. Ini menunjukkan bahwa vaksin ini halal. Kehalalan menjadi bagian yang penting dalam meyakinkan masyarakat," kata Khofifah dalam keterangan resmi.
Menurut Khofifah, sebanyak apa pun vaksin yang disiapkan, namun masyarakat merasa ragu, maka pelaksanaan imunisasi vaksin COVID-19 tidak akan sukses. "Maka kami menyampaikan terima kasih atas kerawuhan ketua umum MUI pusat pada simulasi pagi ini," ungkapnya.
Khofifah menyatakan, Jawa Timur dalam posisi siap melaksanakan pemberian imunisasi vaksin kepada masyarakat. Kondisi itu, diperkuat dengan kondisi Jatim yang telah memiliki 8.501 vaksin carrier, 1.800 lemari es, 2.404 vaksinator serta programmer di setiap kabupaten/kota.
Berdasarkan data Kemenkes RI, untuk tahap awal, Pemprov Jatim mendapatkan jatah sebanyak 317.000 vaksin. Dari jumlah itu, jika dibagi dua menjadi sekitar 158.500 vaksin.
Saat ini, Pemprov Jatim telah memiliki 2.404 vaksinator bersertifikat. Jika satu orang diberikan vaksin sebanyak dua kali, dalam waktu 14 hari bisa terpenuhi.
Di tempat yang sama, Ketum MUI Miftachul Akhyar mengatakan bahwa lembaganya sudah menerima permohonan sertifikasi halal vaksin COVID-19. Saat ini, vaksin yang sudah tiba di Indonesia ialah Sinovac. Kata dia, untuk menentukan halal atau tidaknya dibahas terlebih dahulu dalam forum Bahtsul Masail. "Dibahas di BM (Bahtsul Masail)," ujarnya.Â
Miftach menuturkan, ada beberapa hal dijadikan pertimbangan dalam menentukan halal atau tidaknya vaksin dimaksud. Yang paling dipertimbangkan ialah dari sisi kesehatan. "Aman tidak (vaksin COVID-19)? (Dari sisi)Â toyyibah-nya, ada mujarabnya tidak," ucap Rais Aam Pengurus Besar NU itu.
Baca juga:Â China Beli Pfizer-BioNtech, PD: Kita Salah Beli Vaksin atau Gimana Ini