Plt Mensos Muhadjir Effendy: Bansos 2021 Tetap Dilakukan

Pengemasan bantuan sosial (bansos) COVID-19. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

VIVA – Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Sosial Muhadjir Effendy mengatakan bahwa untuk program bantuan sosial atau Bansos pada tahun depan akan tetap berlanjut, tapi hanya sampai semester satu.

Bansos Tahap 4 Cair Desember 2024, Simak Metode Pencairannya Lewat Bank dan Pos

"Untuk bansos 2021 tetap dilakukan paling tidak sampai semester pertama. Skemanya tidak terlalu berbeda jadi untuk bantuan sembako," kata Muhadjir di kantor Kemensos Jakarta, Senin, 14 Desember 2020.

Kata dia, kartu sembako atau yang biasa disebut bantuan pangan non tunai jumlahnya 18,8 juta KPM (keluarga penerima manfaat). Kemudian untuk keluarga harapan (PKH) 10 juta untuk yang reguler.

Dananya Sudah Masuk Rekening, Begini Cara Cairkan Bansos PKH hingga BLT Dana Desa dan NIK KTP yang Berhak Dapat

Selanjutnya, lanjut dia, akan ada tambahan seperti biasa bantuan dalam rangka penanganan jaring pengaman sosial untuk COVID-19 bantuan sosial tunai. “Itu 10 juta. Ditambah juga bantuan dari dana desa BLT dana desa itu kalau tidak salah 7,800,” ujarnya.

"Jadi itu yang nanti tetap disalurkan. Kemudian untuk satuan berapa jumlah per bulan dan KPM itu untuk sementara Rp200 ribu tetapi kemungkinan akan dinaikan menjadi Rp300 ribu," katanya.

Bansos PKH dan Sembako Dicairkan Kemensos Desember 2024, Ini Jadwal dan Cara Pencairannya!

Untuk khusus Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang dan Bogor akan menggunakan skema Bantuan Sosial Tunai atau BST. Sedangkan untuk DKI tetap menggunakan BST juga tapi untuk teknisnya masih harus berkoordinasi dengan Pemprov DKI.

"Kalau BST (Bantuan Sosial Tunai) kan tidak ada penunjukan langsung jadi langsung ditransfer tetapi karena memang KPM-nya tidak semua memiliki akun kemungkinan akan diantar melalui jasa PT Pos termasuk juga akan kita pastikan agar penggunaan dana itu betul-betul tepat sasarannya," katanya.

"Jadi tepat sasarannya itu bukan hanya tepat jumlah atau tepat penerima tapi juga tepat penggunaannya. Karena salah satu kelemahan dari BST adalah kita tidak bisa mengontrol pengunaannya," ujarnya.

Lebih lanjut, kata dia, soal BST memang rencana ada perubahan karena dulu sebetulnya kenapa sembako adalah untuk mengantisipasi lebaran, agar masyarakat bisa langsung mendapatkan bahan makanan yang bisa digunakan untuk lebaran dan juga karena sebagian besar yang diberi orang dari luar Jakarta.

"Jangan sampai uangnya digunakan untuk mudik karena itu kemudian yang tak kalah penting adalah untuk sebenarnya untuk menggairahkan usaha ya. Usaha sektor kecil dan mikro," katanya.

Baca juga: Airlangga Proyeksi Ekonomi RI Kuartal IV-2020 Tumbuh 0,6 Persen

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya