RS Lapangan buat Pasien COVID-19 di Malang Dilengkapi Kafe dan Karaoke
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Terjadi lonjakan kasus COVID-19 yang cukup besar di Kota Malang. Sebanyak 317 orang dinyatakan terkonfirmasi positif. Lonjakan kasus ini tidak diimbangi dengan jumlah ruang isolasi yang tersedia di sejumlah rumah sakit rujukan.
Beberapa rumah sakit rujukan menyatakan bahwa ruang isolasi mereka sudah overload. Salah satunya rumah sakit rujukan Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) yang tingkat okupansinya 100 persen. Untuk itu, Rumah Sakit Lapangan Politeknik Kesehatan Malang (Polkesma) yang sedang direnovasi dikebut.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, Rumah Sakit Lapangan Polkesma akan menjadi tempat karantina atau isolasi untuk pasien dengan gejala ringan hingga sedang. Kapasitasnya 306 kasur, proses pengerjaannya sudah 98 persen.
"Insy Allah minggu depan dioperasikan, kini tinggal pembersihan. Kami ucapkan terima kasih ke Pemprov Jatim, RS Lapangan Polkesma memang kami harapkan. Karena jumlah kasus per kasus setiap harinya akhir ini mengalami lompatan yang cukup fluktuatif," katanya saat meninjau persiapan penggunaan rumah sakit itu pada Senin, 14 Desember 2020.
Baca: Vaksin COVID-19 Sudah Ada, Masih Perlukah Pakai Masker?
Untuk menekan penyebaran COVID-19, Pemkot Malang melarang isolasi mandiri di rumah. Maka RS Lapangan Polkesma akan dijadikan sebagai tempat isolasi. Rumah sakit itu diklaim sebagai rumah sakit lapangan terbaik karena memiliki beragam fasilitas penunjang.
"RS Lapangan sudah dibuat semaksimal mungkin agar nyaman saat di ruangan maupun di halaman RS Lapangan ada tamannya, ada jogging track, ada smart TV, kafe 24 jam, tempat karaoke—semua untuk menjaga imun teman-teman yang masuk RS Lapangan," ujar Sutiaji.
Kepala RS Lapangan Polkesma dr Heri Sutanto mengatakan, rumah sakit lapangan sebagai tempat isolasi gejala ringan dan sedang dilengkapi sejumlah fasilitas untuk menunjang kesembuhan pasien positif COVID-19. Mulai dari kafe 24 jam dengan alat karaoke, fasilitas olahraga seperti peralatan fitnes, dan taman untuk berkebun bagi pasien penghobi berkebun.
"Dibuat senyaman mungkin agar imun tubuh pasien yang akan dirawat di sini meningkat, karena mereka bahagia bisa menyalurkan hobinya. Kalau hobi berkebun bisa di taman, yang hobi karaoke bisa bernyanyi di kafe, begitu pula yang hobi berolahraga ada sepeda statis, jogging track hingga treadmill," kata Heri.
RS Lapangan hanya tinggal finalisasi dan pembersihan. RSSA sebagai pengampu RS Lapangan juga telah menyiapkan tenaga kesehatan yang akan membantu operasional rumah sakit, meliputi 10 dokter umum, 20 perawat, 4 apoteker, 4 ahli gizi, 20 tenaga nonmedis, dan 12 tenaga keamanan.