Mahfud MD Bandingkan Tingkat Partisipasi Pilkada dengan Pemilu AS
- Siaran Pers
VIVA – Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengaku bersyukur kecemasan Pilkada bakal jadi klaster besar penyebaran virus corona bisa diatasi. Dia mendasarkan itu pada apa yang terjadi saat pemungutan suara Pilkada Serentak pada 9 Desember 2020 lalu.
"Kami bersyukur alhamdulillah berhasil mengatasi kekhawatiran dan kecemasan yang dulu Pilkada serentak ini dilaksanakan di dalam suasana COVID-19," kata Mahfud usai Rapat Refleksi dan Proyeksi Pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2020, Senin 14 Desember 2020.
Baca juga: Lippo Cikarang Akui Banyak Konsumen Batal Beli karena COVID-19
Menurut Mahfud, saking khawatirnya, ada yang menghitung jika pilkada tidak ditunda maka akan ada penularan sampai akhir pemilihan sebanyak 3 juta. Atau setidaknya 200 ribu orang terinfeksi kalau pilkada tidak ditunda.
"Tapi karena itu kita berpikir terus kalau tidak ada Pilkada, kapan menunggu sampai kapan itu tidak ada, kapan selesainya Corona? Kita laksanakan dengan Bismillah, semua saran kita tampung, kita siapkan protokol kesehatan, dan Alhamdulillah belum ada kasus bahwa kerumunan pilkada itu menjadi klaster baru," ujar dia.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menjelaskan COVID-19 memang masih ada dan masih menyebar, baik di daerah yang tidak menggelar Pilkada atau tidak. Mahfud yakin, penyebaran COVID-19 lebih banyak di daerah yang tidak ada Pilkada.
Kemudian, tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada tahun ini katanya naik menjadi 75,83 persen. Menurut mantan Menteri Kehakiman dan HAM itu, angka tersebut lebih tinggi dari Pemilu di Amerika Serikat November lalu.
"Jauh lebih tinggi dari Pemilu yang tertinggi di Amerika, sebanyak 69 persen. Kita sekarang melampaui menjadi 75,83 persen," ujarnya.
Mahfud berterima kasih kepada seluruh Ormas, LSM dan civil society yang mengkritisi jalannya tahapan Pilkada. Juga kepada NU, Muhammadiyah dan lainnya yang menurutnya sudah menyatakan bersyukur atas keberhasilan Pilkada ini. (ren)