Klarifikasi JNE Soal Tudingan Dukungan kepada Haikal Hassan
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Beberapa hari terakhir ramai pemberitaan yang mengatakan bahwa PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), disebut-sebut mendukung juru bicara Persaudaraan Alumni 212 atau PA 212, Haikal Hassan.
Hal itu berawal dari akun Twitter JNE, yakni @JNE_ID, yang mengunggah ucapan selamat ulang tahun ke-30 dari Haikal pada 4 Desember 2020.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur JNE, Mohammad Feriadi, memberikan klarifikasi dengan menegaskan bahwa JNE mempunyai nilai-nilai spiritual seperti kebiasaan memberi, menyantuni dan menyayangi kepada anak yatim, fakir miskin, tuna netra, janda tidak mampu, dan kaum dhuafa lainnya.
"JNE sebagai perusahaan pengiriman ekspres dan logistik bersifat netral merangkul semua golongan dan tidak memandang latar belakang agama, suku, ras, dan pandangan politik," kata Feriadi dalam keterangan tertulisnya, Minggu 13 Desember 2020.
Feriadi menambahkan, hal itu dilakukan pihaknya sebagaimana JNE juga memfasilitasi seluruh kegiatan untuk mendukung 50 ribu karyawan di seluruh nusantara, yang juga berasal dari berbagai latar belakang, suku, ras, serta agama.
Dia menegaskan, video-video yang di-posting pihaknya di media sosial JNE terkait ucapan selamat ulang tahun yang ke-30, diterima JNE dari pihak manapun dan merupakan sepenuhnya ucapan dari tokoh publik kepada perusahaan.
Dengan demikian, lanjut Feriadi, tagline ‘Bahagia Bersama’ dapat bermakna mengantarkan kebahagiaan ke seluruh Indonesia dan memberikan manfaat terhadap bangsa maupun negara.
"Besar harapan kami penjelasan ini menjadi informasi bermanfaat agar tidak terjadi kesalahpahaman atas hal yang terjadi tersebut," ujarnya.
Diketahui, akibat adanya tudingan antara JNE dan Haikal Hassan tersebut, perusahaan kurir pengiriman barang itu sempat menjadi trending topic di Twitter dengan adanya tagar #JNEKadrun hingga #BoikotJNE.
Padahal, selain ucapan dari Haikal Hassan, banyak juga tokoh lain yang memberikan ucapan selamat kepada JNE, seperti misalnya Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang sempat menjadi seteru politik bagi kelompok Persaudaraan Alumni 212.