Sidang Kasus Red Notice, Irjen Napoleon Sebut Nama Azis Syamsuddin
- ANTARA
VIVA – Mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen Napoleon Bonaparte menceritakan kedekatan antara Tommy Sumardi dengan Kabareskrim Komjen Polisi Listyo Sigit serta Wakil Ketua DPR RI, Azis Syamsuddin.
Napoleon menceritakan hal itu di depan Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta, saat dihadirkan dalam sidang sebagai saksi perkara dugaan suap pengurusan red notice atas Djoko Soegiarto Tjandra, Kamis 10 Desember 2020.
Mulanya, Napoleon menjelaskan saat awal dia bertemu Tommy Sumardi, yang merupakan terdakwa perantara suap dalam perkara ini. Saat itu Tommy datang ke kantornya bersama dengan Brigjen Prasetijo Utomo pada awal April 2020.
Baca juga: Tarif Cukai Naik 2021, Petani dan Buruh Pabrik Rokok Bakal Dapat BLT
Saat berada di dalam kantornya, Tommy Sumardi sempat meminta Brigjen Prasetijo keluar ruangan. Napoleon menduga permintaan Tommy kepada Prasetijo itu lantaran Tommy akan membawa-bawa nama Kabareskrim dan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin.
"Dia (Tommy) bawa tiga nama besar saat itu, mungkin ini yang dia tidak ingin didengar Prasetijo, jadi mengatakan 'Ini urusan bintang 3, bintang 1 (Brigjen Prasetijo) keluar dulu'," kata Napoleon.
Napoleon melanjutkan, setelah Prasetijo keluar, barulah Tommy memperlihatkan kedekatannya dengan Kabareskrim dengan menunjukkan sebuah foto.
"Jadi orang pertama yang disebut, dan katanya betul, dia cerita utusan dan dekat dengan Kabareskrim (Listyo Sigit) dengan menunjukkan foto," ujarnya.
Tak hanya itu, demi meyakinkan dirinya, Napoleon menyebut Tommy memperlihatkan kedekatannya dengan Azis Syamsuddin. Napoleon mengaku, di hadapan dirinya, Tommy bahkan menelepon Wakil Ketua DPR dari Fraksi Golkar itu.
"Terakhir, dia menelepon Azis Syamsuddin, Wakil Ketua DPR, dan menyerahkan ponselnya ke saya. Telepon ini saya pahami, kalau orang ini meyakinkan saya untuk permintaannya tolong dilayani," ungkapnya.
"Karena pertama membawa jenderal dan menunjukkan kedekatannya dengan Kabaresrim. Kemudian ingin menunjukkan yang lebih besar lagi, yaitu Pak Azis Syamsuddin, juga petinggi pejabat negara," ujarnya.
Napoleon menambahkan, Tommy Sumardi ketika bertemu dengannya meminta dirinya mengecek status red notice Djoko Tjandra di interpol.
"Lalu saya katakan, saya lihat dulu apakah masih masuk di red notice atau tidak, kalau masih terdaftar tidak mungkin saya sampaikan ke dia," imbuhnya. (ren)