Tenaga Medis & Kesehatan Diharapkan Dukung Kampanye Vaksinasi COVID-19

kemkoinfo dialog
Sumber :

VIVA – Program vaksinasi COVID-19 masih mendapatkan penolakan dari golongan tertentu. Banyaknya informasi yang salah dan kabar bohong tentang vaksin COVID-19 yang beredar di tengah masyarakat ditengarai menjadi salah satu penyebabnya. Para tenaga medis dan kesehatan diimbau untuk sukseskan kampanye vaksinasi COVID-19.

Kasus KLB Meningkat di Kalangan Anak Sekolah, IDAI Ingatkan Pentingnya Vaksinasi

“Mereka terkenal dengan vaccine resistance. Ini sudah di dunia, tidak hanya di Indonesia saja. Seiring berjalannya waktu, gerakan anti vaksin menyebar di internet, seminar-seminar perguruan tinggi di perguruan tinggi,” ujar Dr. dr. Julitasari Sundoro MSc-PH, Executive Secretary Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dalam Dialog Produktif ‘Tolak dan Tangkas Hoaks’ secara virtual yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (7/12/2020).

Dikatakannya lebih lanjut, gerakan menentang vaksinasi atau imunisasi sebenarnya bukanlah hal baru dan terjadi di hampir seluruh belahan dunia. Bahkan menurutnya sejumlah dokter pernah menyebarluaskan keraguannya terhadap vaksinasi dengan memberikan klaim yang salah. “Seharusnya dokter memegang peran penting untuk mensukseskan kampanye vaksinasi COVID-19 dan tidak terlibat dalam pusaran propaganda anti vaksinasi,” tegasnya.

Kasus DBD Melonjak, Ahli: 50 Persen Kematian Usia 5-14 Tahun

Beberapa pernyataan dokter di Indonesia terkait vaksin disebutkannya sangat keliru bahkan menyesatkan. “Di Indonesia, ada seorang patologi anatomi yang menyatakan secara imunologi ada sel memori tidak perlu disuntik, ini suatu hal yg keliru. Ada dokter ahli gizi menyatakan jika ada kuman disuntikkan kepada anak dengan daya tahan tubuh yang menurun, maka kuman itu akan menjadi aktif bahkan menginfeksi tubuh penerima,” katanya.

Pernyataan paling baru dari seorang dokter yang mengatakan tidak perlu membuang uang untuk membeli vaksin karena tes PCR dinilainya lebih efektif dalam menangkal COVID-19. “Beliau tidak paham kalau PCR itu dibutuhkan untuk screening penemuan kasus, vaksin untuk pencegahan. Basic saja dia tidak paham,” tekannya.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Julitasari menyebutkan sejarah menunjukkan vaksinasi berperan dalam menangkal penyakit menular, mencegah kesakitan, dan kematian. Hal ini sudah terbukti baik di Indonesia maupun di dunia. Pada abad 20 ini, vaksin karena berhasil mengeradikasi penyakit seperti cacar atau smallpox. Dan dengan adanya vaksinasi massal, Indonesia dinyatakan bebas cacar pada 1980.

Secara biologi diungkapkannya, vaksin merupakan virus atau bakteri yang dilemahkan sehingga kemudian dihasilkan kekebalan aktif saat dimasukkan ke tubuh manusia. 

Ilustrasi Kucing

10 Cara Cerdas Menghemat Biaya Perawatan Anabul di Rumah

Cara hemat merawat anabul dengan tepat! Temukan 10 tips cerdas untuk mengurangi biaya perawatan tanpa mengorbankan kesehatan dan kebahagiaan mereka.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024