Banjir Rendam Enam Kecamatan di Cilegon, 1.700 KK Terdampak

Polisi tengah mengatur lalu lintas imbas kemacetan banjir di Kota Cilegon
Sumber :
  • Twitter @lantasrescilegon

VIVA – Total ada enam dari delapan kecamatan di Kota Cilegon yang terendam banjir sejak Kamis dini hari, 3 Desember 2020. Hujan deras turun sejak Rabu malam pukul 22.00 WIB dan mulai merendam sejumlah wilayah di Kota Cilegon sekitar pukul 23.00 WIB.

Kunjungi Warga Terdampak Banjir, Menteri LH Bakal Evaluasi Penanganan Banjir di Ponorogo

Hujan masih terus turun hingga pagi tadi. Banjir terparah ada di Kecamatan Ciwandan, dengan ketinggian air mencapai 1,2 meter.

"Ada 24 titik banjir. Paling parah di Ciwandan dan Jombang," kata Kepala BPBD Cilegon, Erwin Harahap, ditemui di kantornya.

Heroik! Detik-Detik TNI Selamatkan Pemotor yang Terseret Arus Banjir Deras

Enam kecamatan di Kota Cilegon dilaporkan terendam banjir yakni Jombang, Cibeber, Ciwandan, Citangkil, Cilegon dan Kecamatan Purwakarta.

Sembari menunggu dapur umum dan tenda pengungsian berdiri, kebutuhan makan minum korban banjir dipenuhi oleh industri di Kota Cilegon.

Walau Murah, Ini Risiko Beli Mobil Bekas Kena Banjir

BPBD Cilegon sedang mempersiapkan dapur umum dan tenda pengungsian. Dapur umum akan berdiri di Kelurahan Kubangsari, Kecamatan Ciwandan dan Perumahan Metro Cendana, Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Purwakarta.

"Dari Dinsos membuat dapur umum di Kubang Sari. BPBD provinsi juga mengirimkan mobil dapur umumnya di Metro. Di kita ada empat tenda (pengungsi) yang besar," terangnya.

Menurut Erwin, penyebab banjir di Kota Cilegon karena tingginya curah hujan hingga tersumbatnya drainase yang menyebabkan air sungai meluap.

BPBD mengaku belum mendapatkan data kerusakan rumah, bangunan dan infrastruktur lainnya akibat terendam banjir. Hingga kini, personil BPBD bersama TNI, Polri dan seluruh relawan masih melakukan pendataan.

Berdasarkan data sementara, ada sekitar 1.700 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir. Terbanyak ada di Kecamatan Jombang, berjumlah 868 KK.

"Data korban belum masuk, nilai kerugian juga belum masuk. Memang musim hujan, tapi tahun ini tambahannya La Nina, tapi belum puncaknya, ditambah air rob, sehingga air untuk sampai ke laut terhambat. Kalau puncaknya La Nina, makin banyak (bencana alam)," jelasnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya